Friday, December 29, 2023
Google search engine
HomeBusinessCapital MarketProspek naiknya inflasi di 2017

Prospek naiknya inflasi di 2017

Inflasi Nov16 naik ke 3,58% YoY, lebih tinggi dari perkiraan kami yang 3,48% YoY dan konsensus yang 3,41% YoY. Inflasi Nov16 lebih dipicu kenaikan harga pangan terutama cabai dan bawang merah. Inflasi inti masih stabil sedikit di atas 3% YoY. Di Des16 inflasi tahunan berpeluang turun ke 3,3%-3,4% YoY walaupun di 2017 diperkirakan kembali naik ke 4,5-4,6% YoY dengan prospek kenaikan harga minyak serta tarif listrik.

Dampak harga pangan. Harga pangan bulanan naik tajam ke 1,66% MoM di Nov16 dan berpeluang terus naik hingga Jan17 akibat faktor musiman – kali ini kenaikan terutama dipicu oleh naiknya harga cabai dan bawang merah. Kenaikan harga pangan bulanan dorong inflasi tahunan naik hingga 3,58% YoY tetapi di Des16 bisa turun ke kisaran 3,3-3,4% YoY. Selepas 1Q17, inflasi tahunan diperkirakan mulai beranjak ke kisaran 4-4,5% hingga akhir 2017. Kami mengoreksi naik proyeksi inflasi 2017 dari 4,5% menjadi 4,6% YoY, melihat potensi harga minyak serta proyeksi rupiah per dollar yang lebih tinggi.

Trump, minyak dan APBN. Harga minyak mentah yang diperkirakan naik serta proyeksi rupiah yang akan lebih lemah dari perkiraan awal (2017E: rata-rata minyak Brent $55/b, rata-rata USD/IDR 13,200), diperkirakan mendorong inflasi tahunan naik ke 4,6% YoY di 2017. Dorongan inflasi lain akan datang dari rencana kenaikan tarif listrik bertahap pada Jan-Mei17 untuk pangkas beban subsidi APBN 2017, potensi kenaikan harga BBM, serta potensi kenaikan inflasi AS akibat rencana stimulus fiskal dan proteksi dagang dari presiden Trump. Dalam jangka panjang inflasi tahunan diperkirakan menuju kisaran 4,5-5,5% YoY.

Respon kebijakan moneter. Kami mempertahankan ekspektasi BI RR rate di 4,75% hingga akhir 2016 begitu juga di 2017. Walaupun ruang pemangkasan masih ada, kami melihat tren suku bunga rendah bisa berakhir di penghujung 2017 dan mulai naik di 2018, di mana BI RR rate diperkirakan naik hingga 5,25%. Selain inflasi yang diperkirakan naik, laju perekonomian yang diperkirakan semakin cepat, sehingga mendorong level PDB mendekat ke potensinya, diperkirakan membatasi urgensi untuk kembali memangkas suku bunga acuan. Faktor global seperti FFR target yang diperkirakan naik bertahap juga mengurangi alasan pelonggaran moneter yang agresif oleh BI ke depan. (2017E: BI RR rate 4,75%, FFR target 1,25%).

Rangga Cipta – Samuel Sekuritas
Economist

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments