Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mempertimbangkan para calon Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang baru. Para calon tersebut berasal dari internal Pertamina maupun dari luar perusahaan. Kabarnya, ada tujuh calon bos baru Pertamina, salah satu kandidat kuatnya adalah Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui pemilihan dan penetapan dirut baru Pertamina masih membutuhkan waktu. Di satu sisi, dia sudah menyerahkan sejumlah nama calon kepada Jokowi. Para calon itu merupakan usulan dari Dewan Komisaris Pertamina, yang semuanya berasal dari direksi perusahaan tersebut.
Di sisi lain, SPresiden juga perlu mempertimbangkan para kandidat dari luar Pertamina. “Dari Dewan Komisaris sudah masuk, tapi kan (calonnya) selalu dari orang dalam (Pertamina). Tapi Presiden juga mau melihat dari luar juga,” ujar Rini saat media gathering di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (3/3).
Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengungkapkan, telah menerima lima nama calon yang diajukan oleh Dewan Komisaris Pertamina. Semuanya merupakan direksi Pertamina saat ini. “Biasanya 3-4 orang (calon) yang diajukan namanya ke Presiden,” kata Edwin, 23 Februari lalu.
(Baca: Wakil Menteri ESDM Arcandra Jadi Calon Kuat Dirut Pertamina)
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata, Presiden telah menerima setidaknya tujuh calon Dirut Pertamina, baik yang berasal dari internal maupun luar perusahaan. Dua calon dari internal Pertamina disebut-sebut antara lain Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Rahmad Hardadi dan Direktur Hulu yakni Syamsu Alam.
Adapun, para kandidat dari luar Pertamina yang disorongkan ke Presiden hingga Kamis lalu (2/3), antara lain Arcandra Tahar dan Dirut PTPN III Holding sekaligus mantan Dirut PT Elnusa Tbk, Elia Massa Manik. Ada pula Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir dan mantan Dirut PT Bank Mandiri Tbk yang saat ini menjadi Staf Khusus Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin.
Menurut sumber Katadata, salah satu kandidat kuat yang tengah dipertimbangkan Presiden adalah Arcandra. Pertimbangannya adalah kemampuan teknis Arcandra di bidang minyak dan gas bumi sehingga diharapkan mampu meningkatkan kinerja Pertamina.
Seperti diketahui, sebelum masuk kabinet pada Juli tahun lalu, Arcandra punya karier panjang di berbagai perusahaan migas di Amerika Serikat (AS). Terakhir, dia menjabat Presiden Petroneering, perusahaan konsultan dan pengembangan teknologi untuk pengeboran minyak lepas pantai (offshore) di AS.
Pertimbangan lainnya adalah, Jokowi sudah lebih mengenal Arcandra dibandingkan calon-calon lainnya. “Calon kuatnya Arcandra, tapi belum final,” kata sumber tersebut, Rabu (1/3). (Baca: Jokowi Belum Memutuskan, Jabatan Plt Dirut Pertamina Diperpanjang)
Arcandra menolak mengomentari kabar tersebut, termasuk proses pemilihan Dirut Pertamina yang baru dalam kapasitasnya sebagai wakil komisaris utama perusahaan tersebut. “Saya tidak tahu,” katanya di Jakarta, Jumat (3/3).
Sementara itu, Edwin Hidayat tidak membantah maupun membenarkan perihal peluang Arcandra menjadi bos baru Pertamina. Menurutnya, kesempatan selalu terbuka bagi siapa saja yang memiliki kemampuan. “Pak Arcandra ya bisa saja, tapi masak dia mencalonkan dirinya sendiri,” ujarnya.
Namun, keputusan Presiden memilih Arcandra sebenarnya masih belum bulat. Penyebabnya, menurut sumber tadi, Arcandra sempat tersandung kasus status kewarganegaraan AS sehingga dicopot sebagai Menteri ESDM pada medio Agustus 2016. Karena itulah, keputusan dirut baru Pertamina tertunda dan urung ditetapkan hingga pekan pertama Maret ini.
(Baca: Perpanjangan Jabatan Plt Dirut Pertamina Dinilai Langgar Aturan)
Padahal, masa kerja Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina Yenni Andayani akan segera berakhir. Seperti diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina pada 3 Februari lalu mengangkat Yenni sebagai Plt Dirut menyusul pencopotan Direktur Utama Dwi Soetjipto. Dalam kurun 30 hari selanjutnya, Dirut Pertamina yang definitif harus diangkat.
Alhasil, Menteri Rini menyatakan, Dewan Komisaris Pertamina memutuskan perpanjangan masa jabatan Plt Dirut hingga proses pemilihan dirut baru rampung. “Diperpanjang oleh Dekom satu bulan lagi,” katanya.
Edwin menambahkan, keputusan memperpanjang masa jabatan Plt Dirut tidak melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Pertamina. Alasannya, Dewan Komisaris bisa memperpanjang masa jabatan Plt Dirut apabila masih belum terpilih dirut definitif. “Bisa dikasih Surat Keputusan (SK) baru,” ujarnya. – katadata.co.id
Kementerian BUMN Perpanjang Masa Seleksi Bos Pertamina
Kementerian BUMN memutuskan untuk memperpanjang masa tenggat pemilihan Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Posisi bos Pertamina masih kosong usai ditinggalkan Dwi Soetjipto.
Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro mengungkapkan perpanjangan waktu seleksi itu dikarenakan sampai saat ini proses seleksi calon Dirut Pertamina belum rampung.
BACA JUGA
“Jadi kita itu baru selesai independent assessment process, dan itu baru kita terima penilaian globalnya. Harusnya kan ada detailnya,” kata Imam saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (4/3/2017).
Imam mengungkapkan, dari pemberhentian Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina beberapa waktu lalu, tenggat waktu 30 hari tepat pada akhir pekan ini.
Perpanjangan masa seleksi Dirut Pertamina ini dikatakannya dimungkinkan jika dilihat dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) perusahaan non Terbuka (Tbk).
“Jadi kita perpanjang lagi 30 hari. Kalau perusahaan Tbk malah bisa perpanjang sampai 90 hari,” tambahnya.
Perlu diketahui sebelumnya, pada akhir Februari 2017, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang menyeleksi calon Bos Pertamina. Dalam proses seleksi tersebut terdapat 5 calon.
Deputi Bidang Energi, Logistik, dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, pihaknya akan mendapat hasil yang cocok untuk menjadi Direktur Utama Pertamina secepatnya.
Edwin menuturkan, ada lima calon sedang mengikuti seleksi Direktur Utama Pertamina. Para calon tersebut berasal dari internal Pertamina.
“Semua masih dari internal yang sekarang. Ada lima orang,” jelas Edwin.
Namun ketika ditanyakan soal Rachmad Hardadi yang menjadi calon kuat yang akan mengisi jabatan Direktur Utama Pertamina, Edwin masih merahasiakan. Dia pun tidak mengungkapkan tidak ada calon dari eksternal Pertamina.
”Ya ada semua lah (Direksi saat ini yang menjabat menjadi calon). Saya belum tahu,” ujar Edwin. – liputan6.com
Raja Salman Datang, Penentuan Dirut Pertamina Ditunda
Jakarta – Direktur Utama (Dirut) Pertamina definitif belum dipilih. Dirut Pertamina baru ditentukan usai kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dari Arab Saudi.
Raja Salman berkunjung ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017.
“Ya kan kita masih mau mereview, bahwa presiden juga sekarang masih sibuk, sebentar lagi ada tamu,” kata Rini di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Selasa (28/2/2017).
Baca juga: Dirut Pertamina Ditentukan Maret, Keputusan di Tangan Jokowi
Rini mengungkapkan, kemunduran waktu penetapan tidak menjadi persoalan yang berarti, dan memang bisa dilakukan. Meskipun sebelumnya ditetapkan 30 hari setelah masa pemberhentian.
“Kan bisa diperpanjang,” sambungnya.
Rini menambahkan, sampai saat ini Kementerian BUMN sudah menyiapkan beberapa nama. Namun dirinya tidak menyebutkan secara rinci ada berapa calon pengganti Dwi Soetjipto.
“Pasti dong, banyak lah,” tandasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Energi, Logistik, dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengungkapkan bahwa ada 5 calon dirut Pertamina yang berasal dari internal. Bahkan, proses seleksi telah dilakukan oleh Kementerian BUMN. (hns/hns) – detik.com