Impor Sapi Terkendala Kandang
Tingkatkan Populasi Melalui Impor Sapi Indukan
Tambah pabrik dan Lahan, Greenfield Indonesia Tanam Rp1,06 T
Presiden Direktur PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, induk perusahaan PT Green field Indonesia, Handoyo Santosa mengatakan pabrik baru tersebut dibangun di atas lahan 20 hektare di Desa Palaan, Kec. Ngajum, Kab. Malang dengan kapasitas produksi susu 250 ton/hari.
“Rencananya Oktober mendatang pabrik tersebut beroperasi,” ujarnya di sela-sela menerima Kunjungan Kerja Menteri Perindustrian Saleh Husin di Malang, Jumat (27/5/2016).
Nilai investasi untuk pembangunan pabrik pengolah susu yang baru tersebut, mencapai Rp335 miliar. Pabrik tersebut rencana untuk menampung susu hasil produksi peternakan sapi perah di Wlingi, Kab. Blitar yang menelan investasi Rp750 miliar.
Di lahan peternakan seluas 170 hektare tersebut, akan diternak sapi perah sebanyak 10.000 ekor. Selain itu di sana juga ditanam tanaman pakan ternak, yakni jagung dan rumput king grass.
Pengoperasian dari usaha peternakan sapi perah di Wlingi tersebut, masih menunggu kebijakan dari pemerintah. Terutama terkait dengan serapan dari susu lokal oleh industri pengolah susu (IPS).
“Jadi kalau dulu ada kebijakan bagi IPS untuk menunjukkan bukti serap, maka mestinya ketentuan harus diberlakukan agar keseriusan pabrikan dalam menyerap susu menjadi lebih jelas,” ujarnya.
Saat ini, pabrik susu PT Greenfield Indonesia di Desa Babadan, Kec. Ngajum, Kab. Malang, sebesar 135 ton/hari dengan produktifitas sapi yang mencapai 31 liter/ekor/hari, masih mencukupi diolah di pabrik tersebut.
Namun dengan semakin berkembangnya usaha peternakan sapi perah di Wlingi dan di daerah lain, jika ada pengembangan, maka akan nantinya akan ditampung di pabrik baru di Palaan.
Jika produksi susu melebihi kapasitas produksi, maka tinggal ditambah instalasi pengolah baru, menyesuaikan dengan jumlah produksi susu segar.
Penasihat Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Noorwyndo mengatakan stimulus bagi peternak agar bergairah beternak sapi perah dengan harga pembelian dari IPS yang baik.
Dengan harga Rp5.000/liter, peternak kurang bergairah karena masih di bawah harga produksi. “Saya kira dengan harga Rp7.000/liter, IPS mampu dan konsumen juga masih bisa menerima,” ujarnya.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan terkait dengan usulan agar kewajiban bagi IPS untuk menunjukkan bukti setor susu serta harga pembelian susu dari IPS setidaknya mencapai Rp7.000/liter, akan dibicarakan dengan kementerian terkait dan IPS.
“Tapi yang perlu juga dilakukan, peningkatan produksi susu. Kalau produksinya kecil, maka biaya operasional peternak menjadi tinggi sehingga kurang efisien,” ujarnya. – Bisnis.com
Greenfields Targetkan Kenaikan Produksi Susu Sebesar 66%