Contoh Proposal Usaha Lengkap Dengan Pembahasan dan Tips & Trik
sumber: luthfan.com
Pendahuluan Contoh Proposal Usaha
Daftar Isi
- 1 Pendahuluan Contoh Proposal Usaha
- 1.1 Definisi Proposal Usaha
- 1.2 Tujuan dari Proposal Usaha
- 1.3 Manfaat Proposal Usaha
- 2 Hal Penitng Dalam Membuat Proposal Usaha
- 2.1 Proposal Usaha yang Diminati Investor
- 2.2 Sistematika Penulisan Proposal Usaha
- 2.3 Contoh Sistematika Penulisan Proposal Usaha
- 3 Pembahasan Membuat Sistematika Penulisan Proposal Usaha
- 3.1 Cover dan Halaman Judul Proposal Usaha
- 3.2 Daftar Isi Proposal Usaha
- 3.2.1 Bab I Pendahuluan
- 3.2.1.1 Latar Belakang atau Dasar Pemikiran
- 3.2.1.2 Tujuan Usaha
- 3.2.2 Bab II Aspek Perencanaan Usaha
- 3.2.2.1 Aspek Pemasaran
- 3.2.2.2 Aspek teknis dan produksi
- 3.2.3 Bab III Penutup
- 3.2.4 F. Lampiran
- 3.2.1 Bab I Pendahuluan
- 4 Analisa Keuangan Contoh Proposal Usaha
- 4.1 Analisa Investasi Usaha
- 4.1.1 Modal Tetap Usaha
- 4.1.2 Modal Kerja Usaha
- 4.2 Analisa Break Even Point atau Titik Impas
- 4.2.1 BEP Dalam Unit
- 4.2.2 BEP Dalam Rupiah
- 4.3 Analisa Laba Rugi
- 4.4 Analisa Arus Kas
- 4.5 Prediksi Neraca
- 4.6 Analisa Kelayakan Usaha
- 4.6.1 Periode Pengembalian Modal (Payback Period)
- 4.6.2 Pengembalian Investasi/ Return of Investment (ROI)
- 4.6.3 Rasio Manfaat dan Biaya (B/C Ratio)
- 4.1 Analisa Investasi Usaha
- 5 Download Contoh Proposal Usaha
- 5.1 Related
Definisi Proposal Usaha
Secara sederhana proposal usaha dapat didefinisikan sebagai rancangan usaha yang disampaikan secara tertulis kepada pihak lain (investor) secara sistematik dan jelas mencakup gambaran aktivitas yang akan dilakukan beserta rincian kebutuhan aset dan perhitungan keuangan.
Tujuan dari Proposal Usaha
Pada umumnya proposal usaha dibuat dengan tujuan:
- Untuk merealisasikan sebuah peluang usaha yang profitable.
- Sebagai sarana untuk meyakinkan pihak investor atas kelayakan usaha yang akan dijalankan atau dikemabangkan.
Manfaat Proposal Usaha
Manfaat dari pembuatan proposal usaha antara lain sebagai berikut:
- Memudahkan pelaku usaha dalam menjelaskan kepada pihak investor mengenai ide atau gagasan usaha yang akan dilakukan.
- Apabila terjadi kesepakatan kerjasama antara pihak investor dan pelaku usaha, maka proposal usaha tersebut dapat menjadi media kontrol atau rujukan bagi kedua belah pihak untuk memantau usaha yang dijalankan.
- Dalam realisasinya, proposal usaha membantu mengurangi kerugian yang diakibatkan dari penyimpangan biaya tak terduga.
Hal Penting Dalam Membuat Proposal Usaha
Proposal Usaha yang Diminati Investor
Satu hal yang harus dipahami oleh para pembuat proposal usaha adalah bahwa tidak semua orang dapat membaut proposal usaha dengan baik. Proposal usaha yang kurang menarik biasanyakurang mendapatkan respon yang baik dari investor. Sehigga dibutuhkan keterampilan khusus dan pengetahuan yang cukup dalam membuat proposal usaha yang baik dan benar dan menarik. Nanti akan ada contoh proposal usaha.
Poposal yang diminati oleh para investor adalah proposal yang mempunyai sistematika dan alur pembahasan yang runtut dan jelas. Bahasa yang digunakan pun bukan bahasa yang resmi dan kaku tapi bahasa yang atraktif dan mudah di pahami bagi investor.
Sehingga maksud dan tujuan dari proposal yang diajukan tersebut dapat dipahami daengan baik. Selain itu dalammembuat proposal sang penulis yaitu pelaku usaha dapat memposisikan diri sebagai sang pembaca proposal atau investor. Anggap target pembaca proposal anda adalah orang yang benar-benar tidak mengerti mengenai usaha ang akan dijalankan sehingga proposal yang detail dan jelas akan sangat membantu investor dalam memahaminya.
Sistematika Penulisan Proposal Usaha
Sistematika atau pembuatan proposal usaha dapat menjadi prioritas pembaca atau investor dalam mengeksekusi kelayakan usaha yang akan dijalankan, bila proposal dibuat dengan asal-asalan tanpa sistematika yang baik, sudah dapat dipastikan proposal tersebut akan ditolak oleh investor, karena membingungkan.
Dasar pemikiran mereka sederhana, bagaimana mungkin usaha tersebut dapat dijalankan dengan baik bila konsepnya saja tidak daa dipahami dengan jelas. Maka pembuatan sistematika proposal yang runtut, berkesinambungan dan jelas akan sangat mempengaruhi dalam proses eksekusi kelayakan usaha tersebut.
Untuk membuat sistematika proposal usaha yang baik, harus disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan, karena bisa jadi beberapa aspek yang dibuat untuk masing-masing usaha berbeda antara satu dengan lainnya. Sebagai contoh: sebuah usaha jasa terapi tidak perlu mencantumkan aspek lingkungan, namun pada usaha industri batik, aspek lingkungan perlu dicantumkan karena berkaitan dengan dampak dari limbah industri yang dihasilkannya.
Contoh lainnya adalah pada usaha yang bersifat kemitraan, misalnya kemitraan usaha di bidang peternakan maupun pertanian yang mana proses pembelian hasil panen akan dilakukakan pemasok bibit maka dalam hal ini aspek pemasaran tidak perlu dicantumkan karena si pelaku usaha tidak punya hak jual atas hasil panennya. Namun secara garis besar sebuah proposal usaha setidaknya mecakup sistematika standar sebagai berikut:
Contoh Sistematika Penulisan Proposal Usaha
1. Cover dan Halaman Judul
2. Daftar Isi
3. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang/ Dasar Pemikiran
b. Tujuan Usaha
4. BAB II ASPEK PERENCANAAN USAHA
a. Aspek Pemasaran
b. Aspek Teknis dan Produksi
c. Aspek Ekonomi Sosial
d. Aspek Lingkungan
e. Aspek Manajemen
f. Aspek Keuangan
5. BAB III PENUTUP
6. Lampiran
Pembahasan Membuat Sistematika Penulisan Proposal Usaha
Cover dan Halaman Judul Proposal Usaha
Cover atau sampul proposal merupakan pintu masuk untuk menarik investor dan bersedia membacanya. Pembuatan cover yang asal-asalan akan menjatuhkan karakter atau privacypembuat proposal itu sendiri karena tidak memahami standar kelayakan permohonan kerjasama. Investor akan merasa lebih dihargai bila cover proposal dibuat dengan tingkat elegansi yang pantas, karena hal itu menyangkut dengan besarnya nilai investasi yang akan dikeluarkan bila proposal tersebut disetujui. Pada umumnya jenis cover disesuaikan dengan tebal tipisnya proposal. Bisa memakai hard cover atau kertas keras atau cover yang transparan berbahan plastik mika.
Halaman judul yang ada pada cover biasanya meliputi: jenis usaha, nama usaha dan penyusun atau pihak yang mengajukan proposal (bisa lembaga atau perorangan). Untuk menambahkan daya tarik tampilan cover bisa dimuat gambar atau foto kegiatan yang bertema sama dengan isi proposal yang akan diajukan.
Daftar Isi Proposal Usaha
Daftar isi proposal usaha memuat sistematika yang telah dibahas pada bab sebelumnya ditambah dengan nomor halaman untuk masing-masing bab dan sub babnya.
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang atau Dasar Pemikiran
Sub bab ini memuat hal-hal yang menjadi dasar pemikiran atau latar belakang dibuatnya proposal usaha. Alur penulisan biasanya terlebih dahulu disampaikan tentang kondisi global yaitu informasi atau data aktual yang berkaitan dengan berbagai keadaan di luar usaha yang secar tidak langsung maupun langsung berpengaruh terhadap usaha yang akan dijalankan seperti: perkembangan terkini perkembangan ekonomi nasional atau internasional, tuntutan kebutuhan pokok, melimpahnya ketersediaan sumberdaya ataupun bahan baku, tigkat permintaan atas produk tertentu, terbatasnya pesaing usaha, pemanfaatan peluang bisnis dan lain sebagainya. Kemudian dengan pertimbangan beberapa hal tersebut dibahas semakin meruncing menuju pada alasan pokok yang menjadi dasar pemikiran pemilihan jenis usaha yang akan dijalankan.
Tujuan Usaha
Detail tujuan yang akan dicapai dari usaha yang akan dijalankan harus disampaikan dengan jelas baik dari aspek peningkatan kesejahteraan ekonomi, aspek pemanfaatan potensi sumber daya alam maupun aspek lain yang dapat menguatkan pertimbangan investor untuk melakukan investasi pada usaha tersebut.
Bab II Aspek Perencanaan Usaha
Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran merupakan ujung tombak dari seluruh aktivitas usaha, karena melalui proses pemasaranlah produk usaha dapat dikenalkan dengan masyarakat konsumen. Sehingga pemasaran yang terencana dengan baik dan sistematis akan berdampak pada kelangsungan usaha secara signifikan.
Oleh karena itu pada aspek pemasaran ini harus dijelaskan secara detil area. Segmen pasar dan metode pemasaran yang akan digunakan dan alasan pemilihan segmen dan metode tersebut berjalan. Penjelasan area pemasaran berkaitan dengan daerah yang punya potensi permintaan terbesar pada produk usaha dan penjabaran untuk segmen pasar sebaiknya ditentukan sejak awal sebelum usaha dimulai, agar jelas kepada siapa produk hasil saya itu dipasarkan.
Jika segmen pasar tidak ditentukan maka bisa dipastikan akan membingungkan tenaga penjualan dalam memasarkan produknya, karena tidak tahu pada siapa ia akan menawarkan produknya. Segmen pasar dapat dijelaskan dengan membagi konsumen dalam kriteria umur/usia, bidang pekerjaan, jenis kelamin ataupun pencinta seni/hobi/kolektor. Dijelaskan pula dasar alasan memilih segmen pasar tersebut.
Sedangkan metode pemasaran dalam rangka mengenalkan produk kepada konsumen atau menarik simpati konsumen dapat dilakukan melalui banyak cara, diantaranya: pasang iklan di media cetak maupun elektronik, memasang dan menyebar pamflet, banner, spanduk, baliho,brosur, leaflet atau SMS, mengadakan pelayanan atau paket gratis, mengadakan lomba, bakti sosial, pawai produk ataupun membuat blog atau web.
Semakin unik model pemasaran yang dilakukan dan mencakup jangkauan area yang luas akan mampu menjaring jumlah konsumen yang lebih banyak. Namun pada kenyataannya menjaga standar mutu produk, kepercayaan dan pelayanan yang ramah merupakan metode paling ampuh dalam konsep pemasaran jangka panjang dan kelangsungan usaha itu sendiri.
Aspek teknis dan produksi
Hal-hal yang dijabarkan dalam aspek teknis dan produksi adalah semua hal yang terkait dalam proses persiapan maupun pelaksanaan teknis usaha. Penjabaran aspek teknis dan produksi ini tentu saja berbeda antara usaha satu dengan yang lainnya, yang jelas disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi usaha masing-masing.
Beberapa hal pokok yang perlu dibahas dalam aspek teknis dan produksi adalah:
Aktiva tetap usaha
Kebutuhan aktiva tetap usaha meliputi bangunan atau tempat usaha, mesin, inventaris maupun peralatan pendukung yang digunakan untuk operasional usaha. Sedangkan untuk usaha yang bergerak di agribisnis khususnya bidang peternakan, kebutuhan aktiva tetapnya meliputi indukan ternak yang akan dibudidayakan. Penjabaran dari masing-masing kebutuhan aktiva tetap ini harus jelas dan detail mulai dari alasan, fungsi, ukuran maupun jenisnya.
Bahan baku dan pembantu
Kebutuhan akan bahan baku dan pembantu yang dimaksud di sini adalah bila terkait pada usaha yang bergerak di bidang perdagangan dan industri maka ketersediaan akan bahan baku dan pembantu harus dapat dipastikan kontinuitasnya dalam menunjang proses operasional usaha. Sedangkan untuk usaha di bidang jasa kebutuhan bakunya adalah skill atau keahlian pribadi itu sendiri, yang harus dipastikan bahwa keahlian yang dimiliki sudah memenuhi standar pasar.
Proses produksi atau operasi
Penjabaran proses produksi atau operasi usaha industri lebih difokuskan pada teknis mengolah bahan baku yang tersedia menjadi produk jadi yang siap jual. Pada usaha dagang prosesnya mulai dari pengadaan/ pembelian barang atau kulakan pengemasan atau packing ulang dan penjualan langsung ke konsumen atau melalui agen-agen langganan. Sedangkan untuk proses operasi usaha jasa biasanya terfokus pada teknis pelayanan ke konsumen.
Tenaga kerja
Dalam aspek ini dijelaskan mengenai kebutuhan tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang akan digunakan dalam operasi usaha. Penggunaan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan akan sangat menunjang kelancaran usaha. Dan meminimalisasi jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat menekan jumlah biaya tetap yang dikeluarkan setiap periodenya.
Lokasi
Penentuan lokasi usaha sangat menunjang pula dalam kelancaran usaha, letak yang strategis dan dekat dengan keramaian akan mempunyai dampak secara signifikan pada tingkat penjualan produk usaha. Namun kendalanya adalah umumnya biaya sewa di lokasi strategis lebih mahal dari tempat-tempat lainnya. Pada aspek ini sebaiknya dijelaskan pula alasan penentuan tempat usaha tersebut.
Aspek ekonomi sosial
Aspek sosial lebih ditekankan pada dampak pembukaan usaha terhadap kehidupan masyarakat sekitar khususnya dan masyarakat luas umumnya antara lain seperti:
- Berperan serta dalam mengurangi tingkat pengangguran angkatan kerja dengan memberikan kesempatan bekerja.
- Berperan serta dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup masyarakat.
- Berperan serta menjadi mediator kerjasama antara unit-unit usaha yang ada.
Aspek lingkungan
Pembahasan aspek lingkungan biasanya dikhususkan untuk pendiri usaha yang mempunyai dampak terhadap pencemaran lingkungan secara langsung, baik pencemaran udara, air, tanah maupun kondisi lingkungan. Sehingga solusi teknis dalam menanggulangi pencemaran lingkungan harus dijelaskan secara detail agar tidak terjadi permasalahan di masa depan. Sebagai contoh sebuah solusi teknis pada industri batik, pembuangan limbah dari hasil akhir olahan dibuang ditempat yang dibuat secara khusus sehingga tidak mencemari air dan tanah di lingkungan sekitar.
Aspek manajemen
Penjelasan aspek manajemen diperlukan agar usaha tersebut nantinya dapat dikelola secara profesional. Beberapa hal penting yang perlu dibahas dalam aspek manajemen antara lain adalah:
- Pengelola usaha dan kepemilikan modal
Kiranya dijelaskan pihak yang harus memulai usaha dan pihak yang harus mendanai usaha (pemilik modal atau investor) beserta detil tanggung jawabnya, supaya usaha dapat dikelola secara profesional. - Model kerjasama
Model kerjasama harus dijelaskan secara rinci apakah dalam bentuk pinjaman atau bagi hasil. Bila dalam bentuk pinjaman maka harus dijelaskan pula Kapan jangka waktu pengembaliannya, dan bila dalam bentuk bagi hasil harus dijelaskan prosentase pembagian laba untuk masing-masing pihak. Sehingga dengan perjanjian di awal usaha yang jelas akan mengurangi tingkat resikobila di kemudian hari terjadi kesalahpahaman atau pertikaian diantara kedua belah pihak. - Perjanjian usaha
Penjelasan tentang perjanjian usaha semisal ijin HO, pengurusan SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan) dan NPWP nomor Pokok Wajib Pajak diperlukan ketika usaha tersebut nantinya berkembang dengan pesat sehingga apabila diadakan audit oleh instansi terkait semua perijinan sudah beres. Namun wirausaha masih dalam skala kecil lebih baik tidak perlu perijinan per hal itu justru akan menghambat laju pendirian usaha.
Aspek keuangan
Hal yang paling krusial dalam pembuatan proposal usaha adalah penjelasan pada aspek keuangan, karena perhitungan yang cermat dan analisa yang tepat akan menentukan kelayakan usaha yang akan dijalankan. Pembahasan analisa keuangan meliputi:
- Analisa Investasi Usaha
- Analisa Break Even Point atau Titik Impas
- Analisa Laba Rugi
- Analisa Arus Kas
- Prediksi Neraca
Analisa kelayakan usaha, antara lain terdiri dari metode:
– Periode Pengmbalian Modal (Payback Period)
– Pengembalian investasi atau return on investment (ROI)
– Rasio manfaat dan biaya (B/C Ratio)
– Perbandingan laba bersih usaha setelah bagi hasil dengan tingkat Upah Minimal Regional (UMR) daerah setempat.
Karena kompleknya pembahasan analisa keuangan pada aspek ini maka penjelasan secara detil akan diuraikan pada bab tersendiri.
Bab III Penutup
Pada bab penutup umumnya berisi tentang penjelasan dari hasil kalkulasi keuangan pada analisa kelayakan usaha yang diuraikan dalam bentuk pengukuran pentingnya proposal usaha tersebut untuk direalisasi berikut dengan alasannya.
F. Lampiran
Beberapa data pendukung dari proposal usaha yang dibuat, yang tidak mungkin untuk dimasukkan dalam bab pembahasan dilampirkan pada bagian akhir proposal setelah lembar penutup. Proposal yang didukung dengan data atau dokumen yang lengkap dan rinci akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan realisasinya.
Analisa Keuangan Contoh Proposal Usaha
Analisa Investasi Usaha
Analisa investasi usaha digunakan untuk mengetahui keseluruhan modal yang diinvestasikan untuk usaha. Variabel analisa ini meliputi kebutuhan modal tetap dan modal kerja usaha.
Modal Tetap Usaha
Adalah modal yang diinvestasikan untuk membiayai keperluan usaha yang mempunyai umur pemakaian lama (umumnya lebih dari satu tahun). Elemen modal tetap usaha meliputi:
Aktiva Tetap
Adalah kekayaan usaha yang diwujudkan dalam bentuk aset tetap dan mempunyai umur kegunaan jangka panjang. Beberapa contoh aktiva tetap diantaranya adalah bangunan, kendaraan, mesin, inventaris kantor: komputer, meja, kursi dan lain sebagainya. Aktiva tetap harus dilakukan penyusutan untuk mencatat nilai manfaat aktiva tetap yang dibebankan sebagai biaya tetap dalam modal kerja usaha.
Rumus Penyusutan
Harga Perolehan – Taksiran Nilai Sisa / Taksiran Umur Ekonomis
Contoh:
Bapak Andi membeli komputer senilai Rp. 4.000.000, taksiran umur ekonomisnya 5 tahun, sedangkan taksiran residu atau sisa saat tahun ke 5 tersebut adalah Rp. 400.000. Maka penghitungan nilai penyusutan aktiva tersebut adalah sebagai berikut:
(Rp. 4.000.000 – Rp. 400.000) / 5 tahun x 12 bulan = Rp. 60.000 per bulan
Biaya Dibayar di Muka
Adalah pengeluaran kas yang manfaatnya tidak bisa dinikmati pada periode ini melainkan pada periode berikutnya. Jenis transaksi yang termasuk biaya dibayar dimuka diantaranya adalah sewa tempat, biaya promosi atau pemasaran, asuransi dan lain sebagainya. Pada setiap akhir periode harus dilakukan penyesuaian untuk mencatat nilai riil dari biaya dibayar dimuka yang dibebankan sebagai biaya tetap dalam modal kerja usaha.
Rumus Penyesuaian
Harga Pokok Biaya Dibayar di Muka / Jangka Waktu Biaya Dibayar di Muka
Contoh:
Biaya dibayar dimuka untuk sewa tempat usaha 3 tahun adalah Rp1.800.000. Laporan usaha dilakukan setiap bulan sekali. Maka perhitungan penyesuaian biaya sewa tempat setiap bulannya adalah:
Rp. 1.800.000/(3×12) = Rp. 50.000
Modal Kerja Usaha
Adalah modal yang diinvestasikan untuk membiayai seluruh kegiatan usaha setelah pengadaan aset dan kebutuhan jangka panjang dianggap memadai. Pengertian yang lebih sederhana adalah modal yang dialokasikan untuk membiayai kontinuitas kegiatan usaha setiap periodenya.
Elemen modal kerja usaha meliputi:
1. Biaya Tetap
Adalah modal kerja yang harus tetap ada atau terus menerus diperlukan untuk kelancaraan usaha.
Elemen-elemen biaya tetap meliputi:
- Penyusutan aktiva tetap.
- Penyesuaian biaya dibayar di muka.
- Biaya operasional:
Adalah biaya yang selalu dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas harian usaha. Misalnya: biaya listrik, telepon, gaji/ upah karyawan, transportasi, pajak, administrasi kantor dan lain sebagainya.
2. Biaya Variabel
Adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan usaha saat periode tersebut. Pengertian sederhana biaya variabel adalah semua biaya yang menempel pada produk.
Elemen-elemen biaya variabel meliputi:
- Bahan baku:
Adalah bahan mentah/ pokok dari produk usaha. - Bahan pendukung:
Adalah bahan yang berperan membantu proses penyempurnaan bahan baku menjadi produk jadi yang siap jual.
Contoh dalam usaha manufaktur atau industri:
- Mebel, biaya variabelnya meliputi: kayu, paku dan pernis atau plitur.
- Roti, biaya variabelnya meliputi: Tepung, gula, garam, telur, pengembang dan bahan pendukung lainnya.
Contoh dalam usaha dagang pakaian, biaya variabel adalah macam-macam jadi produk utama usaha.
Catatan:
Dalam usaha jasa tidak ada biaya variabel karena terlalu sulit menentukan nilai keterampilan seseorang untuk dibebankan dalam unit produk yang dikenai pelayanan jasa. Sehingga modal kerja dalam usaha jasa adalah biaya tetap itu sendiri karena biaya variabelnya adalah nol.
Sedangkan dalam usaha agribisnis seperti peternakan ayam, bebek, lele dan sejenisnya, biaya operasional tidak dikelompokkan dalam elemen biaya tetap tetapi elemen biaya variabel karena pada usaha agribisnis mempunyai asumsi “all in out” yaitu semua komoditi yang masuk harus keluar atau terjual semua karena resiko kematian. Jadi semua biaya operasional yang dikeluarkan melalui pengadaan komoditi pembesaran hingga komoditi siap jual dianggap sebagai biaya variabel.
Adapun yang dimaksud jumlah keseluruhan investasi adalah:
Modal Tetap + Modal Kerja – Penyusutan – Penyesuaian
Untuk mendapatkan jumlah riil investasi, penyusutan dan penyesuaian harus dikeluarkan dari modal kerja karena dua elemen tersebut bukanlah bagian dari biaya investasi melainkan nilai manfaat dari aktiva tetap dan BDM yang diakui sebagai biaya.
Analisa Break Even Point atau Titik Impas
Analisa break event point atau lebih dikenal dengan BEP digunakan untuk mengetahui keadaan dimana dalam operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau impas. Ada dua alat analisa yang di bisa digunakan untuk mengetahui titik impas usaha yaitu BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah.
BEP Dalam Unit
Adalah alat analisa BEP untuk mengetahui jumlah unit produk yang terjual pada titik impas usaha.
Rumus BEP dalam unit:
Biaya Tetap per Unit / Penjualan per Unit – Biaya variabe per Unit
BEP Dalam Rupiah
Adalah alat analisa BEP untuk mengetahui harga pokok per unit produk pada titik impas usaha.
Rumus BEP dalam rupiah:
Modal Kerja / Volume Produksi
Analisa Laba Rugi
Analisa laba rugi digunakan untuk mengetahui laba atau rugi berdasarkan target penjualan usaha yang diharapkan. Selain itu, analisa ini juga dapat digunakan sebagai alat uji laba atau rugi yang dihasilkan dari BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah.
Rumus Laba Rugi:
Laba(Rugi) = Penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel
Jika hasil penghitungannya positif berarti laba, namun bila hasil dari perhitungannya negatif berarti rugi, dan bila hasilnya sama dengan nol berarti tidak ada laba atau rugi atau bisa disebut BEP/ impas.
Analisa Arus Kas
Analisa arus kas digunakan untuk mengetahui aliran kas masuk dan kas keluar usaha dalam masa konstruksi dan masa sesuai target usaha yang diharapkan.
Rumusnya analisa arus kas adalah:
Saldo Kas Akhir Periode = Saldo Kas Awal Periode + Jumlah Kas Masuk – Jumlah Kas Keluar
Prediksi Neraca
Prediksi neraca digunakan untuk mengetahui posisi keuangan usaha berdasarkan target yang direncanakan, sehingga dapat diketahui wujud dan nominal aset dari modal yang diinvestasikan.
Rumus Prediksi Neraca
Jumlah total Aktiva = Jumlah total Pasiva
Analisa Kelayakan Usaha
Analisa kelayakan usaha digunakan untuk mengetahui layak tidaknya usaha tersebut dijalankan. Metode sederhana yang bisa digunakan untuk menguji kelayakan usaha diantaranya adalah:
Periode Pengembalian Modal (Payback Period)
Adalah metode yang digunakan untuk mengetahui lamanya waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali seluruh dana yang diinvestasikan melalui laba bersih usaha.
Rumus Periode Pengembalian Modal (Payback Period):
Investasi / Laba berish usaha
Semakin kecil nilai yang didapat semakin cepat pengembalian investasi sehingga semakin banyak pula usaha tersebut untuk direalisasikan.
Pengembalian Investasi/ Return of Investment (ROI)
Adalah metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha yang mampu menutup seluruh dana yang diinvestasikan.
Rumus Pengembalian Investasi atau ROI
Laba Bersih Usaha / Investasi x 100%
Semakin besar nilai yang didapat semakin memadai tingkat keuntungan besar yang didapat dalam menutup dana investasi sehingga usaha tersebut layak direalisasi. Banyak pihak atau pelaku usaha yang melakukan pembandingan sederhana untuk kelayakan hasil metode ROI dengan suku bunga kredit atau bunga deposito yang umumnya berlaku di bank, bila tingkat persentasenya sama atau lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga kredit atau bunga deposito maka usaha tersebut cukup layak untuk direalisasi.
Rasio Manfaat dan Biaya (B/C Ratio)
Adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kemampuan usaha dalam menutup seluruh biaya pengeluaran dengan keuntungan yang diperoleh selama investasi berlangsung.
Rumus Rasio Manfaat dan Biaya atau B/C Ratio
Pendapat / Pengeluaran
Pendapatan dan pengeluaran yang dimaksud dalam formula disini adalah jumlah kas masuk dan kas keluar yang tercantum dalam analisa arus kas. Semakin besar nilai yang didapat semakin baik kemampuan usaha tersebut untuk menutup biaya pengeluaran dari pendapatan yang diperoleh, atau dengan indikasi lain bahwa kelayakan usaha yang akan menandai untuk direalisasi bila nilai dari B/C ratio lebih besar dari satu (B/C > 1).
Perbandingan Laba Bersih Usaha Setelah Bagi Hasil dengan Tingkat Upah Minimum Regional (UMR) Daerah Setempat
Dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan bahwa usaha yang akan dijalankan tersebut akan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan pengelola usaha secara signifikan di atas UMR daerah setempat.
Semakin besar hasil perbandingan yang didapat semakin besar pula peran usaha tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi ke pengelola usaha.