- Dunia Jasa Konstruksi Indonesia sedang dirundung keprihatinan dan duka mendalam atas terjadinya Kecelakaan Kerja beruntun yang terjadi akhir-akhir ini.(2 tahun terakhir ini). Kebetulan saja, atau bagaimana ini? Ono opo?, Dan faktanya kecelakaan kerja ini banyak dialami oleh pelaksana proyek (kontraktor BUMN Konstruksi).
- Betapa tidak, hal yang kontradiktif tentu dirasakan oleh para pelaksana proyek BUMN Kontruski tersebut. Sebagai pelaksana proyek dalam satu sisi menjalankan misi bisnis usahanya (kejar target produksi dan target keuntungan perusahaan sebagaimana layaknya perusahaan umum lainnya) dan satu sisi juga menjalankan tugas misi negara sebagai Agen Pembangunan (Agent of Development), yang tidak bisa menolak (harus ditelan apa adanya) jika ditunjuk atau ada penugasan dari pemerintah untuk melaksanakan proyek Strategis Nasional.
- Jadi bagaimana membedakan antara ini murni bisnis proyek atau penugasan pemerintah? – sepertinya hanya pemerintah yang bisa, atau berhak menjawab pertanyaan ini. Kementerian Negara BUMN dan Kementerian PUPR.
- Apapaun alasan dan jawaban pertanyaan tersebut diatas, fakta yang terjadi di lapangan adalah:
” Antara Mengejar Target Penyelesaian Proyek & Maraknya Kecelekaan Kerja “
- Bicara tentang Kecelakaan Kerja memang banyak faktor penyebabnya. Namun yang saat ini terjadi, ada sedikitnya 11 kecelakaan kerja terjadi dalam kurun waktu 6 bulan terkahir. Baca di sini: Daftar Kecelakaan Proyek Infrastruktur September 2017- Februari 2018:
Dan kebanyakan Kecelakaan Kerja terjadi pada pelaksana (kontraktor) BUMN Kontruksi yang mestinya punya kemapuan menjalankan sistem Manajemen Proyek yang patut dihandalkan, khususnya dalam menjalankan SOP sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dibanding dengan Kontraktor Swasta Nasional lainnya. ??
Berikut catatan media dan catatan lainnya yang dikumpulkan oleh cepagram.com:
-
Ini Alasan Jokowi Ngotot Kebut Bangun Infrastruktur
-
Kebut Bangun Infrastruktur
-
Runtuh Beruntun Proyek Infrastruktur
Dihentikan sementara
Hari ini, kecelakaan infrastruktur kembali terjadi. Bekisting pier head proyek tol Becakayu (Bekasi Cawang Kampung Melayu) di jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, ambruk. Sebanyak tujuh orang menjadi korban. Proyek itu juga dikerjakan PT Waskita Karya.
Kejadian ini membuat Kementerian PUPR menghentikan sementara seluruh proyek tol layang (elevated tol) di Indonesia. “Semua pekerjaan elevated kita hentikan semuanya,” kata Arie Setiadi, Selasa, 20 Februari 2018.
Kementerian PUPR akan menganalisis lebih dalam terkait banyaknya kecelakaan konstruksi ini. Apalagi beberapa kasus kecelakaan terjadi pada malam, dini hari, dan akhir pekan.
Daftar Kecelakaan Proyek Infrastruktur September 2017- Februari 2018:
22 September 2017
Jembatan overpass Tol Bocimi di Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Bogor, ambruk.
Korban: Satu pekerja tewas dan dua terluka.17 Oktober 2017
Tiang proyek konstruksi LRT menimpa dua rumah warga di Jalan Kelapa Nias Raya, Blok PA 3, No. 02, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Korban: 3 orang terluka.29 Oktober 2017
Konstruksi tol Pasuruan-Probolinggo di Desa Curukgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten
Pasuruan, roboh.
Korban: Satu pekerja tewas dan dua terluka3 November 2017
Pembatas beton proyek mass rapid transit (MRT) jatuh menimpa motor di Jalan Wijaya II, Jakarta Selatan.
Korban: Pengendara motor mengalami trauma15 November 2017
Beton proyek LRT jatuh di Jlalam MT Haryono,Jakarta Timur dan menimpa mobil.
Korban: Tidak ada9 Desember 2017
Tiang penyanga atau steger yang menahan pengecoran proyek DDT Manggarai-Jatinegara
milik PT KAI di Jalan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan roboh.
Korban: Tidak ada2 Januari 2018
Beton girder proyek Jlana Tol Depok-Antasari, Jakarta Selatan roboh
pukul 10.00 WIb.
Korban: Tidak ada22 Januari 2018
LRT Velodrome-Kelapa Gading roboh di Jl. Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur.
Korban: 5 orang terluka
Penanggung jawab: PT Wijaya Karya (Persero) Tbk4 Februari 2018
Kecelakaan melibatkan alat berat “launcher girder crane” alias derek pengangkat beton dalam proyek jalur ganda (double double track) Manggarai-Jatinegara pukul 05.00. Bantalan rel menimpa pekerja.
Korban: 4 pekerja tewas, 1 luka berat
Penanggung jawab: PT Hutama Karya5 Februari 2018
Tembok underpass atau terowongan Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta ambrol
sepanjang 20 meter ambrol menimpa mobil Honda Brio
Korban: 1 tewas, 1 luka berat20 Februari 2018
Kecelakaan kerja terjadi di proyek Tol Becakayu yang berada di dekat Gardu Tol Kebon Nanas,
Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur. Kejadian pukul 03.40 WIB.
Korban: 7 pekerja terluka parah
Penanggung jawab: PT Waskita Karya Tbk
(Dari berbagai sumber) -
Kebut Pembangunan Bikin Banyak Kecelakaan? Ini Kata Basuki:
- “Percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia belum apa-apa bila dibandingkan dengan percepatan infrastruktur di negara tetangga seperti Malaysia dan China,” kata Basuki dikutip dari keterangan resminya, Selasa (20/2/2018).”Bukan sebagai sebuah alasan, tetapi kita menekankan pentingnya kedisiplinan pelaksanaan dan pengawasan dalam menjamin kualitas, keamanan dan keselamatan konstruksi,” paparnya.Tak ingin kecelakaan konstruksi terjadi lagi untuk kesekian kalinya, pemerintah menghentikan sementara seluruh pekerjaan proyek infrastruktur pada struktur layang yang menggunakan beban berat.Selagi dihentikan, dilakukan evaluasi terhadap proyek infrastruktur tersebut. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh terhadap desain, SOP, metode kerja, SDM, peralatan termasuk memperketat pengawasan.Penghentian sementara akan berakhir tergantung kapan evaluasi selesai.”Keputusan dilanjutkan atau tidaknya bergantung hasil evaluasi, project by project, dan tidak harus bersamaan,” tambahnya. – detik.com, 20 Feb 2018
-
Klarifikasi PT Waskita Terkait Kecelakaan Proyek Tol Becakayu
Kecelakaan konstruksi kembali terjadi dalam proyek yang ditangani PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Kali ini insiden terjadi di Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), dekat gardu tol Kebon Nanas Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, pada Selasa (20/2/2018) pukul 03.00 WIB.
“Pada saat dilakukan pengecoran pier head dengan kondisi beton masih basah dan bekisting merosot, sehingga jatuh,” ungkap Dono selaku pimpinan dari divisi yang mengerjakan konstruksi proyek Becakayu, melalui keterangan tertulisnya yang diterima Tirto, Selasa.
Merespons kecelakaan tersebut, Waskita Karya telah berkoordinasi dengan aparat dan pihak yang berwajib untuk menanganinya. Saat ini, sedang dilakukan investigasi secara internal dan oleh pihak kepolisian untuk mendapatkan data dan informasi mengenai peristiwa tersebut.“Diharapkan hasilnya sudah keluar dalam waktu 1×24 jam,” ucapnya.
Ia menyampaikan bahwa pihak manajemen Waskita sangat menyesal atas kejadian ini. “Untuk penanganan terhadap korban telah dilakukan,” kata dia.
Proyek jalan Tol Becakayu merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk mulai 2014 dengan nilai kontrak Rp7,23 triliun dan memiliki panjang ruas 11 kilometer.
Telah terjadi kecelakaan kerja di beberapa proyek Waskita Karya dalam beberapa bulan terakhir.:
- Pada 30 Desember 2017, girder proyek pembangunan jalan tol Pemalang-Batang jatuh, tidak ada korban jiwa.
- Selain itu, crane proyek pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II (elevated) jatuh pada 16 November 2017 dan tidak memakan korban jiwa.
- Kemudian, pada 29 Oktober 2017, girder proyek pembangunan jalan tol Paspor (Pasuruan Probolinggo) jatuh. Peristiwa ini menyebabkan satu pekerja tewas.
- Pada 22 September 2017, jembatan proyek pembangunan jalan tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) jatuh. Korban luka 2 orang dan 1 orang pekerja tewas.
- Sebelumnya, pada 4 Agutus 2017, tiang penyangga light rail transit (LRT) Palembang jatuh. Insiden ini menewaskan 2 pekerja tewas. – tirto.id
Marak kecelakaan proyek infrastruktur, apakah pemerintah tergesa-gesa demi 2019? – bbc.com
Presiden Joko Widodo menargetkan 245 proyek infrastruktur selesai tahun 2019 atau di akhir masa jabatannya. Namun selama dua tahun terakhir terjadi 14 kecelakaan dalam proyek itu, yang menimbulkan korban tewas dan luka-luka.
Terkait rentetan insiden proyek tersebut, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengibaratkan percepatan pembangunan infrastruktur seperti pengemudi angkutan umum yang tergesa-gesa karena mengejar setoran.
“Ini membuktikan proyek konstruksi tersebut tidak direncanakan dengan matang dan dengan pengawasan yang ketat dan konsisten,” ujarnya, Selasa (20/02).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, membantah tudingan pihaknya mempercepat penyelesaian infrastruktur jelang 2019.
Basuki mencontohkan, dari segi volume kerja, target tol 1.000 kilometer dalam lima tahun masih proporsional untuk kemampuan kontraktor dalam negeri.
“Target kami perlima tahun hanya 1.000 kilometer. Kalau negara lain, satu tahun mungkin lebih dari 1.000 kilometer. Jadi untuk perhitungan volume itu, kami tidak terburu-buru,” kata Basuki di Jakarta.
Basuki merujuk pada Cina yang disebutnya membangun 4.000 hingga 5.000 tol dalam setahun. Sebelum 2014, Kementerian PUPR mencatat Indonesia hanya memiliki tol sepanjang 780km.
Pada 2019, panjang tol itu ditargetkan Jokowi meningkat menjadi 1.800 kilometer.
Adapun, kecelakaan proyek infrastruktur, Selasa dini hari kemarin (20/02), terjadi di tol Becakayu yang melintasi Jakarta dan Bekasi. Tol bernilai kontrak Rp7,2 triliun yang dimulai 2014 itu akan dibangun sepanjang 11 kilometer.
Siapa lalai?
Usai rapat dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Basuki mengumumkan penghentian sementara seluruh proyek infrastruktur layang atau di atas tanah, baik jembatan, tol, maupun rel.
Basuki menunjuk Ketua Asosiasi Kontraktor Indonesia, Budi Harto, untuk mengevaluasi seluruh proyek infrastruktur layang di Indonesia selama moratorium tersebut.
Peninjauan kembali itu mencakup desain, standar operasional, sumber daya manusia, peralatan, dan pengawasan.
“Ini perintah presiden,” ujar Basuki soal kemungkinan molornya target penyelesaian infrastruktur.
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage caption
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian PUPR, Arie Setiadi, menyebut beberapa penyebab kecelakaan proyek infrastruktur belakangan ini, antara lain faktor pekerja (human error) dan kesalahan kontraktor.
Kementerian PUPR masih menyelidiki pemicu jatuhnya timber bracket tiang tol Becakayu. Namun dalam insiden lainnya, yaitu jatuhnya crane di proyek rel kereta api ganda di Jatinegara, Jakarta, kesalahan dibebankan kepada PT Hutama Karya (Persero).
Hutama Karya, serupa dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk di proyek Tol Becakayu, adalah BUMN yang ditunjuk sebagai pelaksana proyek.
Akibat kejadian di Jatinegara, Hutama Karya dihukum pemerintah tidak akan mendapatkan proyek selama satu tahun ke depan.
Sementara itu, Menteri Rini Soemarno berjanji akan mengevaluasi direksi Wastika. Tujuh dari 14 kecelakaan infrastruktur terakhir digarap perusahaan pelat merah tersebut.
Mengapa bisa celaka?
Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra Atmawidjaja, menyebut sebagian besar kecelakaan infrastruktur di Jakarta terjadi malam atau dini hari.
Insiden Tol Becakayu terjadi sekitar pukul 3.00 WIB, sedangkan crane di proyek rel ganda Jatinegara ambruk pukul 5.00 WIB.
Endra mengatakan, pengerjaan proyek di Jakarta memang diefektifkan pada pukul 22.00 hingga 6.00 WIB. Menurutnya, hal itu dilakukan agar lalu lintas Jakarta tidak terganggu.
“Bayangkan di Jakarta mengaspal jalan jam tujuh pagi, pasti macet. Artinya kami punya waktu sempit untuk bekerja untuk tidak menimbulkan dampak lain seperti kemacetan,” ujarnya.
Direktur Operasi II Waskita, Wirya Adyana, menyebut pihaknya akan mengevaluasi jam kerja pada proyek Becakayu. Ia berkata, selama ini jam kerja di proyek itu hanya terbagi atas dua shift.
“Kami sekarang sedang kaji apakah perlu tiga shift. Pengecoran beton tidak boleh berhenti. Satu shift delapan jam plus lembur tiga-empat jam,” kata Wirya.
Dalam insiden Becakayu, tujuh orang mengalami luka dan dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia dan Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Didin, seorang pekerja di proyek Becakayu, mengaku khawatir mengalami musibah serupa, meski terdapat aturan untuk mengenakan helm dan rompi selama di area kerja.
Didin bekerja di bagian pembersihan jalan. Ia mengaku bekerja secara reguler selama delapan jam, tapi harus bersiaga untuk lembur jika truk pengangkut material datang ke lokasi proyek malam dan dini hari.
“Saya harus waspada karena kejadian ini kapan pun bisa terjadi,” tuturnya.
bbc.com
Pemerintah Moratorium Proyek Jalan Layang, Apa Alasannya?
Tragedi Infrastruktur dan Mandulnya Hukum terhadap Kontraktor
Menteri Rini Pastikan Ada Sanksi Kecelakaan Kerja Proyek
editor: cak lea