Highlights
· BMRI: Laba bersih di 1H19 tumbuh +11,1% yoy menjadi Rp 13,5 triliun
· JSMR: Jasa Marga Terbitkan Sukuk Rp 785 M
· Sektor Coal: Likuiditas Emiten Batubara Diragukan
· INDY: Indika akan Buyback Obligasi Global US$ 215 Juta
· ASII: Mengaspal di Jalan Terjal
Ekspektasi Pemotongan 7DRRR, IHSG diperkirakan Berbalik Menguat
Earnings season yang sudah dimulai di US diawali dengan data yang kurang menggembirakan. Saham perusahaan kereta api CSX turun -10% dalam sehari seiring ekspektasi penurunan revenue 1%-2%, Bank of America juga mengindikasikan concern terhadap potensi efek penurunan Fed Rate terhadap pertumbuhan NIM. Sementara isu diskusi dagang US-China juga masih mendominasi pasar.
Bursa saham merespon sentimen dengan negatif, S&P500 turun -0,65% menjadi 2.984 diikuti Nasdaq melemah -0,46% menjadi 8.185 serta DJIA yang turun -0,42% menjadi 27.218. Indeks EIDO melemah (-0,6%) dengan bursa Asia pagi ini melemah, dimana Nikkei -0,88% dan Kospi -0,23%. Harga minyak dunia turun seiring produsen US menambah inventory. WTI turun -0,44% menjadi $56,5/barrel diikuti Brent -0,24% menjadi $63,5/barrel. IHSG pada Rabu kemarin melemah -0,11% menjadi 6.394 dengan pemberat indeks terbesar adalah Industri Dasar dan saham BBCA, BMRI serta ASII. Net sell asing pada pasar regular mencapai Rp 576,6 miliar dengan nilai tukar melemah di Rp 13.983/USD.
Hari ini akan ada rilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI mengenai penetapan 7DRRR yang di ekspektasi investor akan turun 25bps menjadi 5,75%. Kami menilai, konfirmasi atas hasil meeting RDG BI nanti siang berpotensi mendorong saham perbankan dan properti yang akan cukup terpengaruh terhadap tingkat suku bunga. Minggu ini juga telah dimulai earnings season 2Q19 yang berpotensi mendorong penguatan IHSG. – samuel
Keterangan 7DRRR
|
bi.go.id