Friday, December 29, 2023
Google search engine

Berita Ekonomi Pagi

Berita Global

·      Trump mengkritik kebijakan bank sentral China (PBOC) yang memperlemah mata uang yuan sebagai currency manipulator. Perang dagang semakin memanas antara AS-China setelah PBOC memilih mendevaluasi yuan di tengah perang dagang. (SSI)

·      Perang dagang semakin memanas. BUMN China diperintahkan untuk menahan pembelian barang pertanian AS. (Kontan)

Berita Domestik

·         Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2019 ‘Cuma’ 5,05 Persen. secara tahunan atau melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 5,27 persen. (Kontan)

·         Kepala Bappenas memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 sebesar 5,1%. Pertumbuhan kuartal kedua yang melambat terutama faktor pertumbuhan investasi yang masih di bawah perkiraan yaitu hanya 5,01% yoy, bahkan lebih lambat dari kuartal sebelumnya 5,03%. (Kontan)

·         Menurut lapangan usaha, sektor jasa lainnya mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 10,73 persen secara tahunan. Namun, karena porsinya terhadap PDB hanya sekitar 1,92 persen, kontribusinya tak signifikan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. (CNN)

·         Sektor manufaktur masih dominan terhadap PDB dengan nilai 19,52 persen. Kendati demikian, pertumbuhannya hanya tercatat 3,54 persen, melambat dari periode yang sama tahun lalu 3,88 persen. (CNN)

·         Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 15,27 persen. (Kontan)

Dollar Index melemah rupiah diperkirakan bergerak melemahDollar indeks diperkirakan turun ke level 97.3-97,5 terhadap yen. Pelemahan dollar didorong oleh kekhawatiran akan terjadinya perang mata uang (currency war) antara negara-negera berkembang dan maju akibat keputusan PBOC untuk memperlemah yuan ke level 7,0-7,1 per dollar sebagai dampak perang dagang. Pelemahan yuan tersebut mendorong investor memilih yen sebagai safe haven. Pelemahan yuan tersebut kemungkinan masih akan menekan rupiah seiring kekhawatrian investor terhadap kemungkinan aksi balasan yang akan dilakukan AS sebagai akibat pelemahan yuan tersebut.   Rupiah kemungkinan melemah ke level Rp14.300/USD-Rp 14.400/USD.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments