Highlights:
·      BBTN: Relaksasi LTV baru berdampak tahun depan
·      PSAB: Menargetkan proyek pertambangan emas doup mulai semester II-2020
·      Poultry: Ancaman Kelebihan Pasokan Ayam
·      WIKA: Lanjutkan Kesepakatan di Afrika
·      CTRA: Raih Marketing Sales Rp3,8T
Menunggu Kabar AS-China, IHSG diprediksi Flat
Sentimen global masih diyakini mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini. Salah satu sentimen yang akan diperhatikan pasar adalah negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Jumat lalu, Presiden Amerika Sekitat Donald Trump mengatakan bahwa belum diperlukan pakta perdagangan baru dengan China sampai pemilu 2020, sehingga China memutuskan membatalkan kunjungan ke pertanian AS. Sementara itu, penundaan tarif baru atas US$ 250 miliar produk impor dari China akan berakhir 15 Oktober.
Jumat (20/9) lalu, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,04% menjadi Rp14.055 per dollar Amerika Serikat (AS). Serupa, kurs tengah rupiah BI juga menanjak 0,10% ke Rp14.085 per dollar AS. Sementara sepanjang pekan lalu, harga minyak WTI bergerak di rentang US$ 58,60–US$ 62,90 per barel.
Pada Jumat kemarin, bursa saham AS mengalami penurunan, dimana Dow Jones melemah -0,49%, S&P -0,49%, dan Nasdaq -0.80%. Sedangkan bursa saham Asia bergerak mixed, pada Jumat pekan lalu Nikkei ditutup dengan menguat tipis +0,16% dan hari ini libur, sedangkan Hang Seng dan KOSPI cenderung agak melemah dengan penurunan masing-masing sebesar -0.13% dan -0.23%. Di sisi lain, sentimen dalam negeri belum bisa menopang penguatan IHSG. Penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis poin belum dapat memberikan efek penguatan terhadap IHSG. IHSG (20/09) ditutup melemah 12,99 poin atau 0,21% ke level 6.231,47. Sehingga, kami memperkirakan IHSG pada hari ini akan bergerak flat.
Baca juga: