Highlights:
· BBCA : Setelah 11 tahun, BBCA mempertimbangkan stock split
· INCO : Matangkan negosiasi dengan Inalum
· Sektor Coal : 2020, Harga Batu Bara Tentukan Tarif Listrik
· Properti : Colliers berpendapat suku bunga masih tinggi bagi pengembang property
· Aviation : Menanti Lion di Lantai Bursa
Minim sentimen, IHSG diperkirakan berbalik melemah
Pasar US berbalik menguat setelah seriring ekspektasi positif investor terhadap trade talks AS-China yang akan terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2019. Nasdaq naik +1,02% menjadi 7.903 diikuti S&P500 +0,91% ke level 2.919 serta DJIA +0,7% menjadi 26.346.
Indeks EIDO menguat (+0,8%) dengan bursa Asia pagi ini bergerak melemah, Nikkei -0,35%. Harga minyak dunia tetap stabil di tengah aksi militer yang terjadi di Syria. Pagi ini Brent berada pada level $57,9/barrel dan WTI $52,3/barrel. IHSG Kamis menguat +0,17% menjadi 6.029 dengan penopang indeks adalah Consumer serta saham BMRI, UNVR dan HMSP. Net buy asing pada pasar regular mencapai Rp2,3 miliar.
Selama minggu ini (Senin-Kamis) asing telah mencatatkan total net sell Rp44 miliar pada pasar regular dengan mayoritas penekan berasal dari saham sektor Consumer. Kami menilai fokus investor global saat ini adalah terhadap potensi pemotongan Fed rate akhir bulan ini setelah data ekonomi semakin meningkatkan kekhawatiran resesi, sementara US-China trade deal belum akan menjadi sentimen siginifkan bagi pasar domestik. Probability Fed untuk cut rate bulan Oktober naik menjadi 85,3% dari Sep-19 sebesar 39,8%. Rilis data terbaru kemarin adalah Retail Sales ID per Aug-19 yang naik 1,1% (Jul-19 2,4%). IHSG kami perkirakan berpotensi melemah seiring minimnya sentimen dari pasar. Sementara itu investor cenderung wait and see terhadap hasil US-China trade deal serta potensi pemotongan Fed rate akhir bulan ini. Investor kami sarankan antisipasi pelemahan lanjutan yang terjadi pada saham sektor Consumer serta Banking.
Baca juga ini: