Dilan Pamuk

BOGOTA

Sekitar 5.000 orang yang tinggal di sepanjang sungai di Kolombia utara telah dievakuasi karena potensi banjir setelah terowongan pembuangan runtuh di bendungan.

Bendungan Ituango, yang dibangun di sepanjang Sungai Cauca, adalah bendungan hidroelektrik terbesar yang sedang dibangun di negara itu.

Keadaan darurat diumumkan di pedesaan provinsi Antioquia, di mana bendungan itu berada.

Berbicara kepada pers, Ivan Marquez, General Manager dari Unit Nasional untuk Manajemen Resiko Bencana (UNGRD), mengatakan akan butuh waktu untuk mendapatkan situasi kembali normal dan mereka yang telah dievakuasi tidak mungkin untuk pulang ke rumah saat ini.

Personel militer, pertahanan sipil dan pemadam kebakaran siaga di daerah itu sebagai antisipasi, dan lebih banyak orang diperkirakan akan dievakuasi dari daerah itu.

Dua terowongan pembuangan yang berakhir di bendungan ditutup pada awal tahun ini setelah pembukaan terowongan baru.

Terowongan runtuh pada 28 April dan 7 Mei, debit air pun berhenti total.

Upaya untuk membuka kembali terowongan lama dengan menggunakan bahan peledak tidak berhasil dilakukan, sehingga pengosongan dilakukan melalui ruang mesin, di mana mesin dan turbin berada.

Meskipun rencana perbaikan telah menghabiskan peralatan yang terendam senilai ratusan ribu dolar, air tetap tidak dapat sepenuhnya disediakan ke seluruh area.

Dalam sebuah surat kepada Presiden Juan Manuel Santos, Gubernur Antioquia Luis Perez Gutierrez melaporkan bahwa situasi di bendungan tidak dapat dikontrol secara teknis dan bahwa masalah sangat mungkin muncul ke depannya.

Gutierrez juga meminta Santos untuk memperingatkan semua unit agar mengambil tindakan untuk mencegah situasi berubah menjadi tragedi.

Evakuasi diperintahkan di 12 daerah pemukiman di negara bagian Antioquia, Sucre, Cordoba, dan Bolivar.

Mayat lebih dari 150 orang yang diculik dan dibunuh oleh Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) diklaim berada di wilayah Bendungan Ituango.

Pada bulan Februari, beberapa anggota Parlemen Eropa meminta Santos untuk menunda pembangunan bendungan sehingga para penghuni bisa menemukan tubuh kerabat mereka. terlebih dulu.