UPDATE COVID-19
Jepang Tembus Sejuta Kasus COVID-19, Melonjak di Penghujung Gelaran Olimpiade
Florida Hits Record; JPMorgan, Amazon Mask Up: Virus Update
Military nurses dance to bring cheer to patients battling Covid-19
Varian delta, penyakit pernapasan paling menular yang pernah diketahui ilmuwan
Terawan: Dunia Sepakat Vaksin Nusantara yang Akan Menyelesaikan Covid- 19
Vaksin Nusantara diklaim Mantan Menteri Kesehatan Letnan Jenderal TNI (Purn) dr Terawan Agus Putranto telah disepakati dunia untuk menyelesaikan pandemi Covid-19.
Klaim itu disampaikannya dalam webinar internasional bertajuk Perang Biologis Pandemi Covid-19: Lessons Learned and Efforts to Reinforce Health Security to Accelerate Covid-19 yang disiarkan kanal Youtube RSPAD Gatot Soebroto, Selasa (25/5/2021).
Dilansir dari CNBC, Terawan mengawali paparannya dengan mengaku sangat senang karena RSPAD Gatot Soebroto sebagai rumah sakit kepresidenan mampu menunjukkan jati diri dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Khususnya membuat dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara.
“Sekarang di seluruh dunia sedang membicarakannya, termasuk terakhir dari New York dan sebagainya, karena sudah terbit jurnal PubMed. Itu isinya adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara, the begining of the end cancer and Covid-19,” ujar Terawan.
“Artinya apa? Dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang menyelesaikan hal ini termasuk Covid-19 adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara,” lanjutnya.
Jurnal yang dimaksud Terawan berjudul “Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy: the beginning of the end of cancer and COVID-19, A hypothesis”. Jurnal itu ditulis oleh sejumlah peneliti, salah satunya adalah Amal Kamal Abdel-Aziz dari Department of Experimental Oncology, European Institute of IRCCS, Milan, Italia.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un – Deretan Tokoh Meninggal Kena Covid
________________________
SELALU JAGA PROTOKOL KESEHATAN
Trending!
Covid-19 RI Melonjak, Jepang Evakuasi Warganya Dari Indonesia
Indonesia Peringkat ke-15 Kasus Corona Dunia per 14 Juli 2021 dengan Total 2.670.046 Kasus Positif
Terungkap Fakta Tentang dr Lois Owien, Sosok yang Sebut COVID-19 Bukan Virus Corona
Heboh mengenai sosok dr Lois atau dokter Lois Owien yang mengaku tidak percaya COVID-19. Hal ini terungkap saat dia menjadi bintang tamu di sebuah acara yang dipandu Hotman Paris dan Melaney Ricardo.
Dalam acara tersebut, Hotman Paris bertanya ke dokter Lois apakah dia percaya Corona atau tidak. “Nggak. Enggak percaya, pak,” jawabnya.
Dan, pada Sabtu malam, 9 Juli 2021, melalui akun Twitter @tirta_hudhi, dokter Tirta menyebut bahwa dokter Lois tidak terdaftar di Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dan STR Lois sebagai dokter tidak aktif sejak 2017.
“Terkait ibu @LsOwien, saya sudah minta izin @PBIDI untuk menyampaikan beberapa hal terkait statement beliau,” tulis dokter Tirta.
Baca lengkapnya dengan KLIK DISINI
Waspada Varian Delta Telah Mendominasi di Indonesia dan Bersiap Kemungkinan Terburuk…
Data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI pada 6 Juli 2021 menunjukkan ada sebanyak 553 kasus varian baru virus Corona di Indonesia. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari enam varian baru virus Corona yaitu Alpha, Beta, Delta, Eta, Iota, dan Kappa.
Dari keenam varian itu, varian Delta terlihat paling mendominasi di Indonesia dibandingkan varian lainnya yaitu sebanyak 436 kasus. Kemudian varian Beta berada pada urutan kedua dengan jumlah 57 kasus, 51 Alpha, 5 Eta, 2 Kappa, dan 1 kasus varian Iota.
Kepala Pusat Genom Nasional Lembaga Eijkman Safarina G Malik mengatakan, dominasi varian Delta ini disebabkan karena varian ini memang jauh lebih mudah menular dibandingkan dengan yang lainnya. “Tren dominasi varian Delta ini juga terjadi di negara lain, seperti di Inggris dan Amerika Serikat,” ujar Safarina kepada Kompas.id.
Baca lebih lanjut klik diSINI
Gejala COVID-19 Varian Baru, Demam Tak Lagi Mendominasi
Banyaknya varian baru Corona yang terus bermunculan dan disebut bisa memicu lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia. Salah satu yang paling dikhawatirkan adalah varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India.
Varian ini disebut lebih mudah menular dan memicu berbagai macam gejala baru yang berbeda dengan gejala umum COVID-19 sebelumnya. Jika dahulu demam merupakan gejala yang dominan, kini ada sedikit perbedaan.
Dokter spesialis penyakit dalam, dr Andi Khomeini Takdir, SpPD, juga menyebut bahwa varian Delta bisa memicu munculnya sejumlah gejala yang sedikit berbeda dengan varian-varian sebelumnya. Gejala tersebut cenderung mengalami perubahan.
Lebih lanjut Baca diSINI
Ribuan Anak Positif Covid-19 di Jakarta Hari Ini, Orangtua Jangan Bandel
Jakarta kembali “menorehkan” rekor terbaru kasus harian Covid-19 pada Kamis (24/6/2021) dengan 7.505 kasus. Hal yang mengkhawatirkan adalah 1.112 orang di antaranya merupakan anak-anak di bawah 18 tahun. “Sebanyak 15 persen dari 7.505 kasus positif hari ini adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam keterangan tertulisnya.
Adapun rincian jumlah kasus yang menimpa anak-anak adalah sebagai berikut: 830 orang merupakan anak usia 6-18 tahun, dan 282 orang merupakan anak usia 0-5 tahun. Data tersebut mengirimkan pesan serius kepada para orangtua agar menjaga anak-anak mereka dengan baik dan mengurangi aktivitas di luar rumah, apalagi aktivitas yang tidak urgen.
Baca lengkapnya dengan Klik di sini: KLIK dan Kembali ke laman ini
SAYANGI ANAK dan KELUARGA ANDA, JAGA dan LAWAN COVID-19
Mengungkap rahasia orang-orang yang kebal terhadap virus corona
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa antibodi terhadap Covid-19 bisa hilang hanya dalam tiga bulan, tapi harapan baru telah muncul: sel T yang penuh teka-teki.
Petunjuknya telah menumpuk selama beberapa waktu. Pertama, para ilmuwan menemukan pasien yang telah sembuh dari infeksi Covid-19, tetapi secara misterius tidak memiliki antibodi untuk melawan virus itu. Baca lengkapnya dengan klik judul di atas, setelah itu jangan lupa kembali ke halaman ini cepagram.com yang memberikan informasi-nformasi penting dan terkini.
COVID-19 Bisa Disembuhkan, Syaratnya Bahagia
Terinfeksi Corona dan Kisah Sedih di Bulan Juli
Meskipun Tren yang terjangkit Covid-19 turun, namun kita tetap waspada akan lonjakan pasca lebaran Iedul Fitri ini, jangan terlena, lebih baik mencegah daripada menyesal di kemudian hari.
Data Indonesia:
08 Agustus 2021, Pukul: 07.00 Wib
Terjangkit (Cases) : 3.693.616 orang
Meninggal (Deaths) : 105.598 orang
Sembuh (Recovered) : 3.036.194 orang
3.693.616 – 105.598 – 3.036.194
Data dan Fakta Corona di Indonesia:
- Pertama kali diumumkan secara resmi 2 orang di Indonesia terjangkit virus corona, oleh Presiden Jokowi, pada tanggal 2 Maret 2020.
- Jubir Pemerintah untuk Virus Corona (Covid-19): Axhmad Yurianto
- Daerah Provinsi di Indonesia yang terjangkit sampai saat ini: 34 provinsi, 267 Kota/Kabupaten.
Berikut Tabel Perkembangan Penyebaran Covid 19 di Indonesia
Sudah memasuki …. hari sejak pertama diumumkannya secara resmi oleh Pemerintah RI, tanggal 2 Maret 2020:
Hari-Tanggal – JmlhTerjangkit – JmlhMeninggal – JmlhSembuh – (JmlhHarianTerjangkit Indonesia)
Cek |UpdateCovid19| Data & Fakta di Indonesia sebelumnya KLIK DISINI
- 01/7/21 2.203.108 – 58.995 – 1.890.287 ; (24.836)
- 02/7/21 2.228.938 – 59.534 – 1.901.865 ; (25.830)
- 03/7/21 2.256.851 – 60.027 – 1.915.147 ; (27.913)
- 04/7/21 2.284.084 – 60.592 – 1.928.274 ; (27.233)
- 05/7/21 2.313.829 – 61.140 – 1.942.690 ; (29.745)
- 06/7/21 2.345.018 – 61.868 – 1.958.553 ; (31.189)
- 07/7/21 2.379.397 – 62.908 – 1.973.388 ; (34.379)
- 08/7/21 2.417.788 – 63.760 – 1.994.573 ; (38.391)
- 09/7/21 2.455.912 – 64.631 – 2.023.548 ; (38.124)
- 10/7/21 2.491.006 – 65.457 – 2.052.109 ; (35.094)
- 11/7/21 2.527.203 – 66.464 – 2.084.724 ; (36.197)
- 12/7/21 2.567.630 – 67.355 – 2.119.478 ; (40.427)
- 13/7/21 2.615.529 – 68.219 – 2.139.601 ; (47.899)
- 14/7/21 2.670.046 – 69.210 – 2.157.363 ; (54.517)
- 15/7/21 2.726.803 – 70.192 – 2.176.412 ; (56.757)
- 16/7/21 2.780.803 – 71.397 – 2.204.491 ; (54.000)
- 17/7/21 2.832.755 – 72.489 – 2.232.394 ; (51.925)
- 18/7/21 2.877.476 – 73.582 – 2.261.658 ; (44.721)
- 19/7/21 2.911.733 – 74.920 – 2.293.875 ; (34.257)
- 20/7/21 2.950.058 – 76.200 – 2.323.666 ; (38.325)
- 21/7/21 2.983.830 – 77.583 – 2.356.553 ; (33.772)
- 22/7/21 3.033.339 – 79.032 – 2.392.923 ; (49.509)
- 23/7/21 3.082.410 – 80.598 – 2.431.911 ; (49.071)
- 24/7/21 3.127.826 – 82.013 – 2.471.678 ; (45.416)
- 25/7/21 3.166.505 – 83.279 – 2.509.318 ; (38.679)
- 26/7/21 3.194.733 – 84.766 – 2.549.692 ; (28.228)
- 27/7/21 3.239.936 – 86.835 – 2.596.820 ; (45.203)
- 28/7/21 3.287.727 – 86.835 – 2.640.676 ; (47.791)
- 29/7/21 3.331.206 – 90.552 – 2.686.170 ; (43.479)
- 30/7/21 3.372.374 – 92.311 – 2.730.720 ; (41.168)
- 31/7/21 3.409.658 – 94.119 – 2.770.092 ; (37.284)
- 01/8/21 3.440.396 – 95.723 – 2.809.538 ; (30.738)
- 02/8/21 3.462.800 – 97.291 – 2.842.345 ; (22.404)
- 03/8/21 3.496.700 – 98.889 – 2.873.669 ; (33.900)
- 04/8/21 3.532.567 – 100.636 – 2.907.920 ; (35.867)
- 05/8/21 3.568.331 – 102.375 – 2.947.646 ; (39.729)
- 06/8/21 3.607.863 – 104.010 – 2.996.478 ; (39.532)
- 07/8/21 3.693.616 – 105.598 – 3.036.194 ; (31.753)
Coronavirus Cases:
DUNIA
𝑷𝒂𝒏𝒅𝒆𝒎𝒊
Kelak kita akan mengenang hari-hari di masa pandemi ini sebagai hari-hari terkelam. Tentang kehilangan keluarga tercinta, orang terkasih, sahabat terdekat, atau teman seperjuangan. Tentang kehilangan pekerjaan, PHK massal, perusahaan gulung tikar, atau tentang sepinya pembeli.
Aku dan kau ditakdirkan mengalami masa pandemi covid ini. Seluruh dunia diliputi kedukaan. Jutaan nyawa melayang sambung menyambung setiap hari. Air mata kedukaan mengalir tiada henti di seluruh benua.
Ini bukan suatu kebetulan. Karena di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan. Semua sudah tercatat dengan rapi di Lauhul Mahfudz. Semua sudah ditetapkan 50 ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan.
Aku dan kau ditakdirkan melihat langsung pandemi ini. Tentu ada hikmah terpendam dari kejadian ini. Mungkin Allaah ﷻ ingin mengurangi dosa-dosa kita lewat penderitaan yang ada. Mungkin juga ingin menganugerahkan mati syahid tanpa harus ke medan perang. Bukankah mati karena wabah itu bisa termasuk syahid? Indah sekali kan?
Mungkin juga Allaah ﷻ ingin mengasah hati nurani kita. Mengasah agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Mengasah agar tidak menjadi manusia egois. Agar hidup kita lebih bermakna. Agar kita mudah tersentuh dengan penderitaan orang lain.
Saat ini angka kematian covid begitu tinggi. Rumah sakit kolaps, tak bisa menampung pasien lagi. Nakes kelelahan lahir batin merawat pasien.
Mungkin hari-hari ini kita sedang berada di puncak kegelapan pandemi. Tapi yakinlah bahwa segala sesuatu itu tak ada yang abadi. Begitu pula dengan pandemi ini, tak akan abadi. Kelak, pandemi akan sirna dari atas muka bumi ini. Entah kapan waktunya, entah setahun, dua tahun, atau tiga tahun, pandemi akan berlalu.
Ketika tiba waktunya pandemi berlalu, akan tersimpan catatan baru tentang pandemi corona. Para ilmuwan akan menerbitkan jurnal ilmiah. Para dokter sudah faham cara menangani pandemi. Dan masyarakat awam sudah faham cara menjaga protokol kesehatan dengan baik. Mungkin kebiasaan menerapkan prokes ini akan terbawa seumur hidup.
Sungguh pandemi covid-19 ini akan berlalu, entah kapan waktunya. Ketika waktu itu tiba, kita akan membawa catatan kenangan masing-masing. Setiap orang mengalami peristiwa yang berbeda sehingga setiap orang juga memiliki catatan yang tidak sama. Jika ada jutaan kematian karena covid maka akan ada jutaan catatan yang berbeda.
Aku, kau, mereka, dan seluruh umat manusia yang hidup saat ini menjadi manusia terpilih untuk menjalani masa kegelapan pandemi. Semoga kita semua bisa menjadi manusia yang lebih baik. Menjadi manusia yg mengambil pelajaran berharga. Bahwa setitik empati sangat berarti di masa sulit ini.
Percayalah, kelak pandemi ini akan berlalu. Dan kelak kita akan bebas menghirup udara segar dengan tatap mata peduli. Bernafas tanpa menggunakan masker dengan hati penuh kasih. Bahwa siapa yang mengasihi yang ada di bumi niscaya akan dikasihi yang ada di langit.
Jadilah manusia yang peduli terhadap sesama agar hidup lebih bermakna
Penulis & Editor: LEA