Sunday, December 31, 2023
Google search engine
HomeAsuransiHeboh Longsor di Dekat Penambangan Emas PT MSM dan TTN di Minut

Heboh Longsor di Dekat Penambangan Emas PT MSM dan TTN di Minut

Heboh Longsor di Dekat Penambangan Emas PT MSM dan TTN di Minut

 

 

Longsor di wilayah Kayuwale.

 

MINAHASA UTARA, LARAS POST – Viral tentang tanah longsor di wilayah Kayuwale, menyebabkan jalan penghubung Likupang – Bitung, Minahasa Utara,  Sulawesi Utara, putus total. Disebutkan, kondisi tersebut meninggalkan kerugian negara. Selain kerusakan infrastruktur publik, aktivitas sosial-ekonomi masyarakat mandeg. Ada dugaan, insiden tanah longsor yang terjadi pada 1 Januari 2022 lalu disebabkan karena aktivitas tambang  PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN).

Pemberitaan tentang longsor tersebut juga menimbulkan kehebohan tersendiri mengingat lokasi atau keberadaan PT MSM dan PT TTN yang berada di Likupang dan Bitung. Ini adalah dua kecamatan di Minahasa Utara (Minut) yang memiliki keistimewaan tersendiri, yakni sebagai dua di antara 19 daerah yang dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Di samping itu, Likupang sejak awal 2021 juga dijadikan kawasan destinasi wisata Daerah Super Prioritas Indonesia (DSPI). Hanya lima daerah yang memperoleh keistimewaan tersebut di Indonesia.

Oleh karena itu ketika terjadi tanah longsor yang memutus hubungan Likupang dan Bitung, kehebohan yang timbul langsung dikaitkan dengan keberadaan tambang emas PT MSM dan PT TTN.

Dari keterangan beberapa warga, insiden longsor itu ada penyebabnya.  Ada yang menyebutkan, longsor disebabkan imbas dari pekerjaan blasting (pengeboran) yang menggunakan dinamit, sehingga memicu getaran tanah yang dashyat. Getaran blasting kemudian menyebabkan tanah berongga dan tidak padat atau mengikat.

Akibatnya, saat hujan tiba, resapan air dalam rongga tanah membuat longsor atau istilah lainnya,  tanah turun.

Keterangan lain menyebutkan, aktivitas pengerukan pascablasting, menimbulkan open pit (lubang tambang) yang menganga dengan kedalaman kurang lebih 75 meter di bawah permukaan laut. Ironisnya, lubang tambang itu tampak merapat ke bibir jalan umum atau fasilitas publik.

Keterangan lainnya, penyebab longsor bukan hujan lebat. Tapi kondisi lubang tambang MSM sedalam 75 meter di bawah permukaan laut sangat rapat ke postur jalan sehingga mudah longsor saat hujan deras.

“Dulu hujan deras berhari-hari, jalan tetap aman. Ini semua karena lubang tambang yang mulai dalam. Jelas gampang longsor. Apalagi 75 meter di bawah permukaan laut. Jadi, jangan salahkan hujan. Lubang tambang penyebab utama,” keluh seorang warga.

Longsoran tersebut kata warga karena aktivivitas blasting (pemboman) areal yang menyebabkan getaran tanah.

“Kalau getar, tentu tanah retak dan muncul ruang kosong dalam tanah. Sehingga hujan datang, tanah turun bahkan longsor,” kata warga lainnya.

Warga menjelaskan, ada pergerakan longsor sekitar pukul 04.00 hingga pukul 07.00 WITA pada Sabtu (1/1/2022) lalu. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Akan tetapi, aliran listrik di desa sekitar yakni Desa Pinenek dan Kelurahan Pinasungkulan putus sejak 1 Januari lalu.

Sementara itu, PT MSM disebut membuka jalan alternatif untuk masyarakat. Tapi warga keberatan, karena akses jalan baru itu kondisi sangat berlumpur dan berlubang. Itu karena aktivitas produksi PT MSM.

SERING MEMANTIK KRITIK

Bukan sekali ini PT MSM memantik kritik. Apalagi, aktivitas perusahaan tambang emas dari Grup Archi Indonesia tersebut mengakibatkan jebloknya ruas jalan trans Sulawesi. Tudingan warga lantaran air dari pegunungan membongkar aspal yang melintasi area tambang PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN).

”Sangat berbahaya. Longsor di kompleks tambang PT MSM/TTN grup PT Archi. Beruntung di sebelah tidak ada orang yang lewat,”kata warga yang memviralkan.

Setelah viral anggota DPRD Sulut  MJ Pangemanan ikut bereaksi. Dia menduga penyebab karena aliran sungai yang berubah jalur akibat aktivitas tambang PT MSM/TTN.

PT MSM dan PT TTN merespon cepat. Sambil membantah bahwa justru pit MSM/TTN yang dirugikan, mereka berkoordinasi dengan Pemkot Bitung   Pemkab Minahasa Utara dan   pihak terkait untuk penanganan cepat.

“Saat ini perusahaan fokus pada penanganan akses jalan agar tidak menghambat aktifitas masyarakat,” kata Deputy Manager External Relation PT MSM/TTN Herry Inyo Rumondor

MSM membuka akses baru. Mereka lakukan pengalihan jalan ke area yg sudah dibebaskan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) tidak jauh dari jalan utama yg terputus.

Diketahui, PT MSM dan PT TTN adalah dua perusahan tambang emas yang sama-sama berafiliasi dengan PT Archi Indonesia. Kegiatan tambang emas di Minahasa Utara (Minut), Sulut, itu,  seluruhnya dikembangkan oleh Archi Indonesia Tbk (ARCI).  Bahkan disebutkan, pertambangan emas di Kabupaten Minut tersebut sebagai yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.

ARCHI INDONESIA

Dikutip dari berbagai sumber, Archi merupakan bagian dari PT Rajawali Corpora atau Rajawali, juga Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), milik Peter Sondakh. Di Minut, Archi Indonesia mentargetkan menggarap lini bisnis dari hulu hingga hilir. Mulai dari eksplorasi, kontraktor penambangan, pabrik pengolahan dan produk logam emas batangan.

Tambang emas yang dikelola Archi Indonesia berada sekitar 2,5 jam perjalanan darat dari Manado. Total luas tambang di sini mencapai 40 hektare. Konsesi tersebut dipegang dua anak perusahaan, yakni 9 ribu hektar oleh PT MSM yang berdiri sejak 1986, dan 31 hektar oleh PT TTN, yang didirikan 1997.

Menurut keterangan yang dihimpun, aktivitas pertambangan terus digeber, tidak berhenti untuk satu jam pun. “Lebaran, natal, dan tahun baru, tidak berhenti beroperasi. Bahkan juga saat hujan lebat,” kata seorang warga.

Kawasan tambang emas milik PT Archi Indonesia ini sebagian berada di wilayah Likupang dan Bitung. Diketahui, Likupang dan Bitung adalah dua di antara 19 daerah yang dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Lebih spesifik lagi, Likupang adalah juga salah satu dari lima daerah yang dijadikan destinasi Super Prioritas Indonesia (DSPI).

Ada lima destinasi DSPI yang saat ini tengah dikembangkan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Presiden Joko Widodo dan Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, beberapa waktu lalu menyebutkan kelima destinasi tersebut. Yakni, Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Tb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments