Top risk factors facing the insurance industry in 2024
10 October 2023
The insurance industry has long been recognized as one that requires the ability to adapt—even if change might not happen overnight. As the landscape continues to shift in 2024, it’s crucial for insurers to be cognizant of the diverse challenges they face and strategically tackle each one.
6 insurance industry risk factors
As the insurance sector grapples with multifaceted challenges, identifying and understanding these risk factors is the first step in crafting a resilient strategy for the future.
1. Compliance changes
Regulatory dynamics in the insurance sector are never static. With each state presenting its unique set of rules and guidelines, companies often find themselves navigating a labyrinth of compliance mandates.
This ever-changing nature of regulations necessitates that insurers both keep up with the latest updates and also forecast potential shifts to preemptively address them. Failing to do so can expose firms to hefty fines, legal action and an unwanted reputation.
2. Cybersecurity threats
The digital age, while bringing convenience, also brings significant cybersecurity vulnerabilities. Given that insurance firms hold sensitive client data, they are lucrative targets for cybercriminals.
This doesn’t just pose a threat to the data itself, but a breach can erode client trust and create long-term reputation damage. As cyber threats become more sophisticated, insurers must remain a step ahead, investing in robust cyber defenses and promoting a culture of security.
3. Technology changes
Technology’s rapid evolution is both a boon and a bane. On one hand, the emergence of IoT (Internet of Things) devices and AI systems offer innovative ways to assess and manage risks.
On the other, they usher in uncharted territories of potential claims and data security concerns. As tech continues its relentless march forward, insurance companies must stay updated on the latest trends, ensuring that they harness technology’s potential without falling victim to its pitfalls.
4. Climate change & other environmental factors
With the world facing unprecedented environmental changes, insurers find themselves dealing with increased claims related to natural disasters and environmental damage. The intensifying focus on ESG (Environmental, Social, and Governance) factors, especially climate risk, accentuates this challenge.
Insurers must re-evaluate their coverage models and anticipate different environmental threats, ensuring they’re both fair to their customers and sustainable for the company. In 2024, ESG is no longer a side note—it’s a pivotal consideration that shapes the very fabric of insurance strategies and product offerings.
Additionally, according to Deloitte’s 2024 global insurance outlook, “the Securities and Exchange Commission is framing guidelines for emission reporting, and further developments from regulators along with development of federal and state requirements for the insurance industry through 2024 are anticipated.”
5. Talent shortage
High-performing talent remains the backbone of the insurance industry. Despite technological advancements, it’s still the human touch that discerns nuances and makes strategic decisions. Talent, especially senior talent, shapes businesses, deals with risks and drives companies forward.
However, where will that talent come from? In June 2021, the Chamber of Commerce forecast that by 2036, 50% of the current insurance workforce will retire, leaving more than 400,000 open positions unfilled.
A recent increase in layoffs has exacerbated the talent crunch, even as smaller firms ramp up their hiring. This 0.2% uptick is reflected in Farmers cutting 11% of its workforce, with CVS Health and GEICO also making cuts.
For insurance companies, attracting and retaining talent is more than an HR task—it’s a strategic imperative that influences your ability to meet industry challenges head-on.
6. Financial risks
The economic landscape is, to put it mildly, in a state of flux. As whispers of market instability grow louder and recessionary clouds gather, insurance companies face pronounced financial risks.
These don’t just come from market downturns, but also from the cumulative impact of other industry challenges, making financial foresight and strategic management an imperative.
How insurance companies can mitigate or prevent these risks
For insurance companies, risk mitigation shouldn’t be a reactionary response. Rather, it should be a continuous process. By building a proactive company culture that emphasizes strategic foresight, preparedness and adaptability, firms can navigate current challenges and also preempt future ones.
This requires a blend of leveraging technology for predictive insights, fostering partnerships that can provide real-time market intelligence and promoting a culture of continuous learning.
However, the best protection insurance companies can invest in against these risks is talent. People, with their expertise, intuition and experience, remain at the heart of any effective risk mitigation strategy.
Insurance firms should always be scouting for talent, fostering relationships and creating a pipeline of potential candidates. Keeping the lines of communication open—even when you’re not in active hiring mode—can ensure that when the need arises, the best talent is within reach.
6 Risk Factors Facing The Insurance Industry In 2024 | Hanover US (hanoversearch.com)
Terjemahan bebas:
Risiko teratas yang dihadapi industri asuransi pada tahun 2024
OlehBarclay Burns
10 Oktober 2023
Pertanggungan
Industri asuransi telah lama dikenal sebagai industri yang membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi—walaupun perubahan tidak dapat terjadi dalam semalam. Ketika lanskap terus berubah pada tahun 2024, penting bagi perusahaan asuransi untuk menyadari beragam tantangan yang mereka hadapi dan secara strategis mengatasi setiap tantangan tersebut.
6 faktor risiko industri asuransi
Ketika sektor asuransi bergulat dengan berbagai tantangan, mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor risiko ini adalah langkah pertama dalam menyusun strategi yang tangguh untuk masa depan.
1. Perubahan kepatuhan
Dinamika regulasi di sektor asuransi tidak pernah statis. Ketika setiap negara bagian menyajikan seperangkat aturan dan pedoman yang unik, perusahaan sering kali mendapati diri mereka menghadapi labirin mandat kepatuhan.
Sifat peraturan yang selalu berubah ini mengharuskan perusahaan asuransi untuk selalu mengikuti perkembangan terkini dan juga memperkirakan potensi perubahan untuk mengatasinya terlebih dahulu. Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat menyebabkan perusahaan terkena denda yang besar, tuntutan hukum, dan reputasi yang tidak diinginkan.
2. Ancaman keamanan siber
Era digital, selain memberikan kemudahan, juga membawa kerentanan keamanan siber yang signifikan. Mengingat perusahaan asuransi menyimpan data klien yang sensitif, mereka menjadi target yang menguntungkan bagi penjahat dunia maya.
Hal ini tidak hanya menimbulkan ancaman terhadap data itu sendiri, namun pelanggaran dapat mengikis kepercayaan klien dan menimbulkan kerusakan reputasi jangka panjang. Ketika ancaman dunia maya menjadi lebih canggih, perusahaan asuransi harus tetap selangkah lebih maju, berinvestasi pada pertahanan dunia maya yang kuat dan mendorong budaya keamanan.
3. Perubahan teknologi
Evolusi teknologi yang pesat merupakan suatu anugerah sekaligus kerugian. Di satu sisi, kemunculan perangkat IoT (Internet of Things) dan sistem AI menawarkan cara-cara inovatif untuk menilai dan mengelola risiko.
Di sisi lain, hal ini membawa potensi klaim dan masalah keamanan data yang belum dipetakan. Seiring dengan kemajuan teknologi yang tiada henti, perusahaan asuransi harus terus mengikuti perkembangan tren terkini, memastikan bahwa mereka memanfaatkan potensi teknologi tanpa menjadi korban dari jebakannya.
4. Perubahan iklim & faktor lingkungan lainnya
Ketika dunia menghadapi perubahan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya, perusahaan asuransi menghadapi peningkatan klaim terkait bencana alam dan kerusakan lingkungan. Meningkatnya fokus pada faktor-faktor ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola), khususnya risiko iklim, semakin menekankan tantangan ini.
Perusahaan asuransi harus mengevaluasi kembali model cakupan mereka dan mengantisipasi berbagai ancaman lingkungan, memastikan bahwa model tersebut adil bagi pelanggan dan berkelanjutan bagi perusahaan. Pada tahun 2024, ESG tidak lagi menjadi catatan tambahan—ini merupakan pertimbangan penting yang membentuk struktur strategi asuransi dan penawaran produk.
Selain itu, menurut prospek asuransi global Deloitte pada tahun 2024, “Komisi Sekuritas dan Bursa sedang menyusun pedoman pelaporan emisi, dan perkembangan lebih lanjut dari regulator serta perkembangan persyaratan federal dan negara bagian untuk industri asuransi hingga tahun 2024 juga diperkirakan akan terjadi.”
5. Kekurangan bakat
Talenta berkinerja tinggi tetap menjadi tulang punggung industri asuransi. Terlepas dari kemajuan teknologi, namun sentuhan manusialah yang membedakan perbedaan dan membuat keputusan strategis. Talenta, terutama talenta senior, membentuk bisnis, menghadapi risiko, dan mendorong kemajuan perusahaan.
Namun, dari manakah bakat itu berasal? Pada bulan Juni 2021, Kamar Dagang memperkirakan bahwa pada tahun 2036, 50% tenaga kerja asuransi saat ini akan pensiun, sehingga lebih dari 400.000 posisi terbuka tidak terisi.
Peningkatan jumlah PHK baru-baru ini telah memperburuk krisis talenta, bahkan ketika perusahaan-perusahaan kecil meningkatkan perekrutan mereka. Peningkatan sebesar 0,2% ini tercermin pada Petani yang memangkas 11% tenaga kerjanya, dan CVS Health dan GEICO juga melakukan pengurangan.
Bagi perusahaan asuransi, menarik dan mempertahankan talenta lebih dari sekadar tugas SDM—hal ini merupakan keharusan strategis yang memengaruhi kemampuan Anda untuk menghadapi tantangan industri secara langsung.
6. Risiko keuangan
Kondisi perekonomian, secara sederhana, berada dalam kondisi yang terus berubah. Ketika rumor tentang ketidakstabilan pasar semakin besar dan awan resesi mulai berkumpul, perusahaan asuransi menghadapi risiko keuangan yang besar.
Hal ini tidak hanya disebabkan oleh pelemahan pasar, namun juga dampak kumulatif dari tantangan industri lainnya, sehingga tinjauan keuangan ke depan dan manajemen strategis menjadi suatu keharusan.
Bagaimana perusahaan asuransi dapat memitigasi atau mencegah risiko tersebut
Bagi perusahaan asuransi, mitigasi risiko tidak boleh menjadi respons yang reaksioner. Sebaliknya, ini harus menjadi proses yang berkesinambungan. Dengan membangun budaya perusahaan proaktif yang menekankan pandangan strategis ke masa depan, kesiapan, dan kemampuan beradaptasi, perusahaan dapat menavigasi tantangan saat ini dan juga mengantisipasi tantangan di masa depan.
Hal ini memerlukan perpaduan antara memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan wawasan prediktif, membina kemitraan yang dapat memberikan intelijen pasar secara real-time, dan mendorong budaya pembelajaran berkelanjutan.
.
Namun, perlindungan terbaik yang dapat dilakukan perusahaan asuransi terhadap risiko ini adalah bakat. Manusia, dengan keahlian, intuisi, dan pengalamannya, tetap menjadi inti dari setiap strategi mitigasi risiko yang efektif.
Perusahaan asuransi harus selalu mencari bakat, membina hubungan, dan menciptakan calon kandidat potensial. Menjaga jalur komunikasi tetap terbuka—bahkan ketika Anda tidak sedang dalam mode perekrutan aktif—dapat memastikan bahwa ketika diperlukan, talenta terbaik dapat dijangkau.