Sekilas Tentang Ir. Ridwan Abdul Muthalib, MT
Nama lengkapnya adalah Ir. Ridwan Abdul Mutholib, MT, panggilan akrab Ridwan AM. Saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT. Wijaya Karya Gedung (Wika Gedung). Ridwan AM, dilahirkan di Takengon (Aceh tengah) 60 tahun silam tepatnya pada tanggal 6 Juni 1956. Genap sudah usia Ridwan AM 60 tahun.
Tidaklah begitu mudah untuk meniti karir dan merajut harapan besar bekerja di sebuah perusahaan BUMN besar seperti Wijaya Karya ini, tanpa adanya tekad yang kuat (fighting spirit) dan keikhlasan dari dalam jiwanya. Semangat, keuletan dan mau belajar terus menerus, juga merupakan point yang tidak kalah pentingnya. Demikianlah tercermin dari sosok Ridwan AM ketika diwawancarai secara khusus oleh media cepagram & cepamagz beberapa waktu lalu di Jakarta, 07 Juni 2016.
Baca juga profile Ridwan AM beserta keluarganya dalam sejarah meniti karir di Wika seperti yang dilansir media online lokal leuserantara.com sebagai berikut :
– Mengadu Nasib dan Sukses di Perantauan
– Karir Meningkat dan Diberikan Kepercayaan Untuk Menangani Pembangunan Besar
– Berkeluarga dan Membina Rumah Tangga Yang Islami
– Putra Bener Meriah Sukses Pimpin Pembangunan Proyek Apartemen Senilai 700 Miliar
Ridwan AM meniti karir di Wika dimulai dari bawah hingga kini menjabat sebagai Direktur Utama PT. Wika Gedung. Dengan segudang pengalaman dalam menjalankan tugas mulai tahun 1980 sampai tahun 2016 ini. Penempatan tugas di hampir seluruh wilayah di Indonesia pernah dia jalani, beberapa kali menjadi Kepala Proyek di Aceh (Perpanjangan & Pelebaran Landasan Pacu Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh tahun 1999, dan Proyek Mobil Oil di Aron Lhok Seumawe Aceh Utara), hingga menjadi Kepala Divisi Gedung. Dan bahkan Ridwan AM pernah bertugas sebagai Kepala Divisi Aceh Khusus untuk Recovery Tsunami Project sebelum ditunjuk sebagai Direktur Utama PT. Wika Gedung pada tahun 2011 hingga saat ini.
Kesuksesan berkarya di sebuah perusahaan BUMN terkemuka di Indonesia ini adalah bukti nyata dari kinerja apik dan cerdasnya Ridwan AM. Kesuksesan yang boleh dibilang luar biasa ini tidaklah membuat dia lupa akan dirinya, dan juga tidak membuat dia menjadi sombong. Justru menjadikan Ridwan AM semakin matang dan rendah hati, orang yang humble.
“Ini semua amanah dari Allah SWT yang diberikan kepada saya untuk menjalankan tugas-tugas dan tanggungjawab saya sebagai pegawai dan pejabat PT. Wijaya Karya” ujar Ridwan AM
Di sela-sela kesibukan formalnya sebagai pejabat BUMN PT Wijaya Karya, Ridwan AM juga masih menyempatkan dan aktif dalam organisasi kemasyarakatan nasional sebagai salah satu pendiri dan pembina CEPA (Construction Engineering Profesionals Association) dan IMKI (Ikatan Masyarakat Konstruksi Indonesia).
Kematangan dalam mempimpin perusahaan besar, serta aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan nasional tentu tidak diragukan lagi. Hal tersebut merupakan bagian dari prinsip-prinsip hidupnya untuk terus meniti karir, berbuat yang terbaik tidak saja untuk dirinya, melainkan untuk masyarakat bangsa dan negara.
Ridwan AM dikenal sebagai sosok yang kalem, bersahaja, namun berwibawa dan sangat peduli terhadap sesama. Dalam tugas keseharian di Wika dinilai sebagai seorang yang cerdas dalam berfikir dan berkarya. Banyak memberikan solusi yang mengesankan bila mendapat tugas menyelesaikan masalah-masalah di perusahaan. Juga bukan type orang yang sekedar menyalahkan orang lain, atau lempar bola saja. Bukan pula type orang yang mudah menyerah dengan keadaan yang ada. Dalam menghadapi persoalan, justru Ridwan AM berani tampil di depan, ambil posisi dan memotivasi anak buah hingga persoalan tuntas terobati. Itu lah gambaran karakter yang melekat pada diri Ridwan AM.
-LEA-
Baca juga di sini profil Ir. Ridwan Abdul Muthalib lainnya
Catatan penulis:
- Nama penulis (saya): Ir. Ludy Eqbal Almuhamadi (LEA) yang pernah bekerja di PT. Wijaya Karya selama 16 tahun 1989 – 2005, dan pernah bertugas di Aceh selama 8 tahun bersama dengan Ridwan AM (Proyek Krueng Aceh – Banda Aceh 1989 – 1992, Aron Booster Compression Project – Lhok Seumawe Aceh Utara 1992 – 1994, Perpanjangan&Pelebaran landasan pacu bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang 1998 – 2000).