Strategy Report – Market Update 2020
Secara historis, penurunan tajam IHSG yang tidak lazim umumnya diikuti dengan kenaikan tajam di tahun sesudahnya. Di 1Q20 ini, pasar modal mendapatkan tekanan karena penyebaran virus korona COVID-19 yang menjadi pandemik global. Disisi lain, perang harga minyak terjadi di minggu kedua Maret setelah Rusia menolak permintaan Saudi untuk memotong produksi minyak. IHSG saat ini diperdagangkan pada PER 10x atau sudah melewati -2STD PER Band 15 tahun terakhir.
Penyebaran COVID-19 di China sudah mulai mereda, namun diluar China semakin meluas. Jumlah yang terkena virus COVID-19 di China telah menembus 80.967 orang dengan tingkat mortalitas 4%. Namun saat ini penambahan kasus baru sudah minim. Sedangkan 88% di antaranya telah pulih. Di sisi lain, kasus di negara Eropa telah menembus 110.000 kasus dengan Italia mencatatkan 41.035 kasus dengan tingkat mortalitas 8,3%. Begitu pula dengan Iran: 18.407 kasus (7,0% MR), Spanyol: 18.077 kasus (4,6% MR), Jerman: 6.509 kasus (1,8% MR), AS: 14.267 kasus (1,5%) dan Perancis: 10.995 kasus (3,4% MR). Saat ini jumlah yang pulih di negara-negara tersebut masih dibawah 50%. Indonesia juga saat ini mulai meningkat kasusnya dan telah mencapai 308 orang dengan tingkat mortalitas 8,1%. Kita harus memperhitungkan antara berita positif dengan mulai kembali beroperasinya ekonomi di China dengan masih meningkatnya kasus virus korona di luar China.
Perang harga minyak telah mendorong penurunan harga Brent sebesar -55,1% ytd. Hingga pertengahan Maret, harga Brent telah turun sekitar -26.4% ke level USD 50,5 perbarrel dibandingkan awal tahun yang masih berada di USD 68,6 per barrel. Hal ini membuat OPEC berencana untuk memotong jumlah produksinya sebesar 1,5 juta barrel per hari dan mengharapkan Rusia turut memotong produksi 500 ribu barrel per hari. Saudi Arabia sendiri berencana untuk memotong produksinya sebanyak 1 juta barrel menjadi 10 juta barrel per hari. Namun ternyata Rusia menolak, sehingga Saudi Arabia memutuskan untuk melakukan perang harga dengan memotong harga jual minyak secara drastis dan menambah produksi sebesar 1 juta barrel menjadi 12 juta barrel per hari. Hal tersebut mengakibatkan harga minyak jatuh signifikan dan saat ini Brent berada di level USD 28,4 perbarrel atau penurunan sebesar -58,7% ytd.
Penurunan IHSG telah melebihi -35,1% ytd dan diperdagangkan pada di -2STD PE band 15 tahun. Pertumbuhan ekonomi global di 1Q20 diperkirakan akan lebih lambat dari 4Q19 karena potensi efek dari penyebaran virus korona dan perang harga minyak yang diperkirakan cukup serius. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan bursa-bursa global secara serentak dalam jangka waktu yang cukup cepat. Seluruh bursa Asia diluar China telah turun diatas -20% ytd dengan penurunan terbesar terjadi di Filipina. Begitu pula dengan bursa AS yang telah turun -30% ytd dan mayoritas bursa utama Eropa seperti Jerman, Perancis dan Inggris yang melemah diatas -32% ytd. IHSG sendiri telah turun -35,1% ytd dan diperdagangkan pada 10x PER atau -2STD PE band 15 tahun terakhir. Namun disisi lain, kami melihat hal ini sebagai peluang juga untuk mulai secara bertahap berinvestasi dengan time frame investasi yang lebih panjang.
Penurunan saat ini masih belum mencapai penurunan di krisis 2008 dan 1998. Penurunan signifikan saham-saham yang tercatat di BEI juga memberikan peluang menarik untuk investasi jangka menengah maupun panjang. Hal ini dikarenakan penurunan dengan magnitude seperti ini hanya terjadi di krisis besar seperti krisis 2008 ataupun 1998. Hanya saja perlu diperhatikan juga faktor resiko penurunan saat ini belum sedalam penurunan di kedua krisis tersebut dimana masing-masing penurunan dari harga tertinggi di masing-masing tahun hingga ke titik terendahnya di tahun tersebut adalah sebesar -60,7% dan -53,6%. Disisi lain, penurunan tersebut juga diikuti dengan kenaikan signifikan di tahun berikutnya, dimana penguatan IHSG masing-masing dari posisi terendahnya di tahun 2008 dan 1998 hingga level tertingginya di tahun 2009 dan 1999 adalah sebesar +128% dan +179%. Bila magnitude seperti itu berulang maka IHSG masih berpeluang melemah ke level sekitar 3000. Namun disisi lain, IHSG juga berpeluang menguat ke level 6840 tahun depan.
Saham-saham yang menjadi pilihan SSI dalam kondisi yang tidak umum seperti saat ini adalah:
a) Saham-saham defensif seperti BBCA, BBRI, ICBP, TLKM,
b) Saham-saham berfundamental cukup baik, dengan penurunan sudah terlalu dalam dan memiliki valuasi menarik seperti INDF, BMRI, BBNI, RALS, ASII, KLBF, UNVR, TOWR, HMSP, GGRM, ANTM, WIKA, PGAS.
samuel sekuritas