Berita Global
· Kurva imbal hasil US Treasury terbalik, sinyal klasik resesi ekonomi akan datang. imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun AS 2,1 basis poin di bawah yield US Treasury tenor 2 tahun. Terakhir kali pembalikan kurva imbal hasil US Treasury tenor tersebut terjadi pada Juni 2007 ketika krisis subprime mortgage AS meledak. (Kontan)
· Perekonomian Jerman melambat pada kuartal II 2019. Federal Statistics Office merilis produk domestik bruto (PDB) Jerman turun 0,1% kuartal-ke-kuartal (qoq) setelah tingkat pertumbuhan dikonfirmasi 0,4% dalam tiga bulan pertama tahun ini. (Kontan)
Berita Domestik
· Konsensus ekonom memperkirakan neraca perdagangan Juli akan tercatat defisit sebesar USD 500 juta bulan Juli. Pelemahan ekspor Indonesia akibat perang dagang kemungkinan mendorong defisit neraca dagang. (Kontan)
· Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Indikator Likuiditas menyatakan pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir Juni 2019 tumbuh sebesar 9,92% secara yoy. Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) masih lebih lesu atau hanya naik 7,42% secara yoy.. (Kontan)
· Demo Hong Kong bisa memperburuk persepsi risiko investasi (CDS) di pasar Asia. Dalam waktu sepekan, indikator tingkat persepsi risiko investasi atau credit default swap (CDS) naik. Senin (12/8) CDS Indonesia untuk tenor 5 tahun tercatat berada di level 95,26, padahal sepekan lalu masih bertengger di level 93. (Kontan)
Dollar Index melemah rupiah diperkirakan bergerak menguat. Dollar indeks diperkirakan melemah ke level 97.8-97,90 terhadap yen dan euro. Pelemahan dollar ditopang oleh kekhawatiran investor akan terjadinya resesi ekonomi di AS dalam waktu dekat setelah yield US treasury mengalami inversi antara tenor jangka panjang 10 tahun dengan tenor jangka pendek 2 tahun. Inverted yield curve ini mendorong kekhawatiran di pasar akan prospek ekonomi AS tahun depan sehingga investor memilih yen sebagai aset safe haven. Rupiah diperkirakan menguat hari ini didorong kemungkinan surplusnya data neraca perdagangan Juli sebesar USD 300 juta hingga USD 500 juta akibat penurunan defisit migas. Kami memperkirakan surplus neraca perdagangan tersebut dapat menjadi katalis positif bagi rupiah hari ini. Rupiah kemungkinan menguat di level Rp14.250/USD-Rp 14.280/USD.
Baca juga ini:
Bursa Saham AS Menguat 29 Persen Selama Pemerintahan Trump
Potensi Net Sell Tinggi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini!
________________________________________________________________________