Highlights:
·      Sektor Metal: Larangan Ekspor Nikel Percepat Industri Mobil Listrik Nasional
·      Healthcare Sector: DPR Menolak Usulan Kenaikan Iuran
·      BBRI: Sunarso bertekad mewujudkan BBRI the Most Valuable Bank di ASEAN
·      Cigarette: DPR Sepakati Cukai Rokok Naik
·      Perbankan: Pertumbuhan kredit sampai dengan Juli kembali melambat menjadi +9,7% yoy
Minim Sentimen Positif, IHSG Diperkirakan Cenderung Flat
IHSG kemarin ditutup tertekan -0,59% ke level 6290,5 ditengah kekuatiran perang dagang dimana tarif tambahan baru barang AS ke China sebesar USD 75 miliar dan tariff USD 125 miliar produk impor China ke AS yang efektif awal September 2019. Bursa AS pada hari Senin tanggal 2 September 2019 ditutup memperingati hari buruh, namun futures Wall Street terlihat berada di zona merah.
Data Caixin Manufacturing PMI China Agustus yang dirilis Senin (2/9) menunjukan peningkatan menjadi 50,4 dari sebelumnya 49,9 pada Juli dan lebih tinggi dari perkiraan konsesus 49,8. Hal ini menunjukkan kembalinya ekspansi. Bursa Shanghai ditutup menguat 1,3% pada perdagangan kemarin (2/9).
Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berhasil menguat hingga Rp 14.190/US$. BPS merilis data inflasi bulan Agustus 2019 sebesar 0,12% secara bulanan (mom) lebih rendah dari konsesus yang berada di level 0,16%. Sementara tingkat inflasi Januari 2019 – Agustus 2019 tercatat sebesar 2,48% dan tingkat inflasi secara tahunan (yoy) sebesar 3,49%. Pasar domestik menanti data selanjutnya yaitu cadangan devisa Agustus yang akan dirilis Jumat ini (6/9)
Pagi ini Indeks Jepang, Korea dan Singapura dibuka melemah. Pengaruh eskalasi tarif perang dagang terlihat masih mempengaruhi bursa. Minimnya sentiment positif, kami perkirakan IHSG cenderung flat dan masih rawan koreksi.
Baca juga ini: